Balai Diklat Tambang Bawah Tanah (BDTBT) yang merupakan Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Tambang Bawah Tanah di bawah Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral akan menyelenggarakan 31 program Diklat pada tahun 2011. Program Diklat yang diselenggarakan BDTBT ditujukan untuk pelaku kegiatan pertambangan, dalam hal ini adalah aparatur Pemerintah, Akademisi, dan Perusahaan Tambang.
-
Selamat Datang
Sepenggal obrolan, selembar catatan dalam blog ini semoga dapat menghangatkan suasana dan menambah erat persaudaraan.
-
Selamat Datang
Sepenggal obrolan, selembar catatan dalam blog ini semoga dapat menghangatkan suasana dan menambah erat persaudaraan.
-
Selamat Datang
Sepenggal obrolan, selembar catatan dalam blog ini semoga dapat menghangatkan suasana dan menambah erat persaudaraan.
-
Selamat Datang
Sepenggal obrolan, selembar catatan dalam blog ini semoga dapat menghangatkan suasana dan menambah erat persaudaraan.
-
Selamat Datang
Sepenggal obrolan, selembar catatan dalam blog ini semoga dapat menghangatkan suasana dan menambah erat persaudaraan.
Tampilkan postingan dengan label Pertambangan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pertambangan. Tampilkan semua postingan
Catatan Perjalanan di Kushiro - Bagian 6 - Dari Akihabara Kembali ke Indonesia
Inilah hari terakhir di Kushiro. Setelah check-out dari hotel, kamipun menaiki bus untuk menuju bandara yang akan mengantar kami kembali ke Tokyo. Sebuah kejutan, ternyata sensei-sensei dari Kushiro Coal Mine juga datang untuk melepas kepergian kami. Walau cuma singkat waktunya, tetapi terasa cukup berkesan...
Jadwal hari ini selepas dari Kushiro sebenarnya adalah pengisian kuisioner di kantor JCOAL. Tetapi apalah artinya pergi ke Tokyo jika belum sempat mampir ke Akihabara. Atas dasar pemikiran tersebut maka seluruh anggota rombongan sepakat kuisioner telah diisi pada malam harinya. Sehingga pagi hari ini tinggal menyerahkan kepada Kadoguchi San selaku penanggungjawab pelatihan. Beliau ini memang sudah Indonesia banget jadi sudah maklum dengan sifat orang Indonesia yang suka Shopping... :-)
Kami tiba di Akihabara sudah jam 14.30 sesuai perjanjian, jam 16.00 harus sudah kembali berkumpul untuk check-in di Tokyu Hotel. Jadi cuma ada waktu satu setengah jam untuk melihat-lihat barang di sana. Ya harus dipuas-puaskan, masih untung bisa mampir.
Akihabara (秋葉原 ) atau Pusat Elektronik Akihabara (Akihabara denki-gai) adalah wilayah pusat perbelanjaan yang terletak di sekitar Stasiun Akihabara, Tokyo, Jepang. Pusat perbelanjaan ini tepatnya berlokasi di kawasan Akihabara, distrik kota Taitō dan kawasan Soto-kanda di distrik kota Chiyoda. Akihabara sering disingkat sebagai Akiba. Akihabara merupakan pusat dari anime, manga, doujinshi, dan komputer di Jepang, sehingga disebut sebagai surganya otaku di bidang anime, manga, dan permainan video. (Wikipedia)
Akihabara, a picture from terraspirit.com
Kelebihan dari Akihabara adalah bebas pajak bagi orang asing syarat dengan menunjukkan Paspor, ini yang dikenal dengan istilah Duty Free. Kalau melihat barang-barang yang dijual di sana terutama barang elektronik sebenarnya dari sisi harga tidak jauh berbeda dengan yang ada di Indonesia. Karena kalau kita menemukan yang murahpun ternyata juga buatan China. Aku juga tidak banyak membeli barang, cukup sekedarnya saja buat si kecil di rumah. Maklumlah duit dari Jepang juga sudah cekak, habis untuk biaya makan, melepon dan jalan selama hampir seminggu ini. Hanya dua toko yang sempat dilihat yaitu LAOX dan sebuah toko lagi di seberang jalan. LAOX cukup dikenal karena direkomendasikan oleh orang-orang JCOAL dan ada Pegawai Indonesia di sana. Dan entah bagaimana, toko di seberang jalanpun juga ada pegawainya yang orang Indonesia, orang Sumatera Barat pula...
Nongkrong di Depan LAOX
Akhirnya selesai juga dari Akihabara, rombongan menuju Tokyu Hotels untuk bermalam. Hotel ini terletak jauh dari pusat keramaian Tokyo. Dijamin sulit untuk bisa kemana-mana. Untuk pergi sendiripun jarang orang asing yang berani. Bagaimana tidak, selain orang Jepang jarang yang bisa berbahasa Inggris, tulisan-tulisan di tempat umum pun semuanya huruf Kanji. Mungkin ini di sengaja untuk meminimalisir kemungkinan anggota rombongan ngelayap sendirian... hehehe....
Yah.... Sekarang saatnya beristirahat, karena esok hari semua akan kembali ke Indonesia. Kembali kepada aktivitasnya masing-masing. Semoga jalinan persahabatan akan tetap hangat walaupun sudah saling berjauhan. Sampai di sini saja Catatan Perjalanan di Kushiro ini berakhir. Tetapi bukan berarti aku akan berhenti menulis, mudah-mudahan jika waktunya memungkinkan, akan aku sempatkan paling tidak seminggu sekali tetap meng-update blog ini.
Catatan Perjalanan di Kushiro - Bagian 5 - Road Development
Pagi ini terasa lebih dingin. Kebetulan seorang teman yang mencoba keluar semalam juga sampai mimisan, katanya suhu semalam mencapai minus enam derajad. Di dekat perempatan jalan menuju hotel memang ada semacam informasi tentang suhu udara di sekitarnya. Jadi wajar saja sisa-sisa dingin masih terasa menggigit meskipun matahari bersinar cerah.
Hari ini merupakan kuliah terakhir di Kushiro Coal Mine (KCM). Rencananya pagi ini kami akan mengunjungi lokasi development sebuah panel penambangan tepatnya pada gate NO9-12CM yang telah maju 500 meter dan gate NO11-12CM sejauh 360 meter. Sama seperti hari kemarin, kami berangkat menggunakan ManCar dan turun dekat lokasi gate NO9-12CM yang sedang digali. Selanjutnya disambung dengan berjalan kaki menuju lokasi.
Development Panel di Kushiro
Model penggalian yang dilakukan adalah menggunakan Continuous Miner sebagai alat gali, Shuttle Car sebagai alat muat dan angkut serta Belt Conveyor sebagai alat angkut jarak jauhnya. Material yang diperlukan disuplai dengan menggunakan sledge atau shear ship. Karena ini adalah penggalian untuk pembuatan panel penambangan, maka batubara langsung dapat dihasilkan. Karena rombongan peserta pelatihan berjumlah 18 orang, ini menjadi suatu kesulitan tersendiri. Untuk dapat menyaksikan peralatan ini beroperasi terpaksa harus bergiliran dibagi menjadi dua kelompok. Buat aku ini menjadi hal yang menarik. Seperti yang kita ketahui, di Sawahlunto sendiri penggalian lubang bukaan adalah menggunakan Road Header. Sehingga untuk dapat melihat operasional Continuous Miner secara langsung adalah suatu pengalaman baru. Selama ini kita hanya dapat melihat lewat videonya saja.
Dengan hanya mengunjungi lokasi penggalian gate NO9-12CM saja waktu sudah berjalan dengan cepat, sehingga kami harus segera kembali ke luar tambang. Benar saja, tiba kembali di permukaan sudah menjelang jam 12.00 saatnya istirahat. Seperti hari kemarin, kami memilih untuk tidak mandi. Bukannya apa-apa, ternyata setelah diniati mau mandi ternyata model mandi di sana adalah mandi rame-rame. Walah... ya belum biasa...
Saat istirahat sempat naik bukit di dekat kelas
Pelajaran di kelas siang hari ini banyak didominasi diskusi tentang keekonomisan dari tambang batubara bawah tanah. Siapapun tahu, Underground Mine itu High Cost sehingga perusahaan sedapat mungkin masih menggunakan Open Pit. Sedikit diterangkan tentang Operasional Cost untuk KCM dan ternyata biaya terbesar di sana adalah dari sisi upah pekerja. Sedikit banyak hal itu dapat menjadi gambaran apakah akan menguntungkan jika diterapkan model penambangan yang sama di Indonesia. Meskipun untuk dijadikan patokan sangatlah tidak mungkin, karena kondisinya juga jelas berbeda apalagi jika dikaitkan dengan kebijakan pemerintah sendiri.
Pada akhir perkuliahan langsung dibagikan Sertifikat Pelatihan dari NEDO. Ini sangat penting untuk pelaporan nanti setelah tiba kembali di Indonesia. Sekaligus juga diumumkan bahwa malam ini akan diadakan jamuan perpisahan antara peserta pelatihan dengan para instruktur dari KCM.
Malam Ramah Tamah
Malam hari kami bersama-sama dengan para instruktur yang menjemput di hotel berangkat menuju sebuah restoran. Jarak restoran memang tidak terlalu jauh, sehingga cukup ditempuh dengan berjalan kaki. Setelah mencicipi seluruh makanan yang terus-menerus mengalir di meja makan, jamuan pun ditutup dengan Kanpai bersama-sama. Kanpai adalah kata yang sering diucapkan oleh orang-orang Jepang pada saat toast. Kamipun berpamitan untuk kembali menuju hotel, sudah terbayang untuk menonton Bambang Pamungkas dan kawan-kawan menghadapi Philipina lewat internet TV live streaming. Selamat Malam.... Gochisousama Deshita Sensei!....
Catatan Perjalanan di Kushiro - Bagian 4 - Tambang Bawah Tanah Kushiro
Bangun pagi dengan sedikit rasa malas karena memang masih enak-enaknya untuk tidur. Dari gorden yang sedikit tersibak nampak salju tipis terhampar di jalanan. Cuaca cukup cerah pagi ini sehingga sedikit banyak menambah semangat untuk memulai pelatihan. Bukankah hari ini akan masuk ke lubang tambang?... Ya... kedengarannya cukup menarik.
Setelah mandi dan menghabiskan dua cup mie instant, aku langsung menuju lobby. Sebagian rombongan sedang sarapan, sebagian lagi memilih cukup dengan bekal mie instant di perut. Memang beberapa orang cukup berhati-hati dalam memilih makanan. Meskipun sudah ada dua cup mie instant dalam perutku, rasanya memang tetap kurang "nendang". Jadi sekali lagi aku turut bergerilya mencari masakan yang cocok di restoran hotel. Sayang banget.... kan memang udah jatahnya :-)
Melihat salju tipis terhampar di jalan, rombongan kembali kumat narsisnya. Apalagi kalau bukan foto-foto. Panitia juga maklum, karena memang dari tahun ke tahun ya seperti itu kejadiannya. Apalagi yang namanya urusan jam karet, ini juga nggak sembuh-sembuh. Masih ada saja yang telat di hari ke 3 ini.
Kushiro yang sepi
Sampai ke Pusat Pelatihan, kami langsung diarahkan untuk berganti pakaian. Dengan pakaian berlapis-lapis memang terasa kurang nyaman. Segera setelah mengenakan peralatan safety dan briefing tentang K3 tambang, rombongan langsung menuju lubang tambang bawah tanah. Sedikit disayangkan, hal ini tidak terdokumentasikan karena memang peraturannya dilarang membawa kamera ke dalam tambang bawah tanah.
Kendaraan yang dipakai untuk masuk lubang adalah ManCar dalam jalur rel. Sekitar 5 menit kemudian sampailah ke jalan masuk panel batubara yang akan dikunjungi. Perjalanan dilanjutkan dengan jalan kaki. Panel ini sebenarnya masih dalam tahap penginstallan peralatan terutama untuk di bagian front, yaitu peralatan Power Roof Support dan Drum Cutter. Boleh dibilang, peserta pelatihan kali ini agak terlalu banyak, sehingga penjelasan pimpinan instruktur agak kurang jelas. Maklumlah di dalam tambang kan ruangannya sempit, jadi bagaimana peserta yang paling belakang dapat mendengar jelas penjelasan instruktur yang berada di depan...
Kami keluar tambang menjelang tengah hari. kebiasaan setelah keluar dari tambang, peserta pelatihan ditawarkan untuk mandi. Tetapi seperti sudah ada kesepakatan tidak ada satupun yang mau mandi. Karena di samping malas, sepertinya badan juga tidak terlalu kotor-kotor amat ya. Minum wedang kopi dan ududan (merokok) jadi pilihan utama setelah berganti baju dan istirahat.
Suasana di Kelas
Pelajaran di kelas dibuka dengan menyajikan kualitas batubara di Kushiro disambung dengan kondisi geologi dan teknologi penambangan secara umum di sana. terjadi diskusi dan tanya jawab yang lumayan seru. Peserta pelatihan dari Kusuma Raya Utama Bengkulu mungkin yang sering ditanggap untuk berbagi pengetahuan teknologi tambang di lokasinya. Yah, di sana memang agak sedikit berbeda terutama teknologi penyanggaannya, karena menggunakan teknologi China. Kapan-kapan aku juga akan menulis khusus tentang teknologi penambangan baik di Kushiro, Bengkulu ataupun tempat lainnya di luar Catatan Perjalanan ini. Doakan saja supaya aku nggak kumat malesnya :-)
Catatan Perjalanan di Kushiro - Bagian 3 - Kushiro
Dan tepat seperti dugaan aku sebelumnya, malam ini setelah menginap di Kushiro dalam kamar memang free internet. Menurut sang penerjemah, di Jepang memang sudah standar untuk kamar hotel ada fasilitas internet gratis. Jadi Shinagawa Prince Hotel yang mungkin sudah masuk kategori hotel bintang lima malah tidak menyediakannya. Ini adalah suatu kekecualian katanya. Aneh banget.
OK, kembali pada hari terakhir sebelum meninggalkan Tokyo, untuk menuju Kushiro ditempuh dengan meng
gunakan Pesawat dari Bandara Haneda. Kushiro sendiri adalah sebuah kota yang terletak di Subprefektur Kushiro, Hokkaido, Jepang. Kota ini merupakan ibukota dari Subprefektur Kushiro. Kushiro memiliki bandara bernama Bandara Kushiro. Dari Bandara langsung menuju ke Hotel Route Inn, dan sekali lagi hanya untuk menitip barang karena harus melanjutkan perjalanan menuju kantor Kushiro Coal Mining Co. Ltd yang sekaligus menjadi Pusat Pelatihan Tambang Batubara Bawah Tanah Kushiro.
gunakan Pesawat dari Bandara Haneda. Kushiro sendiri adalah sebuah kota yang terletak di Subprefektur Kushiro, Hokkaido, Jepang. Kota ini merupakan ibukota dari Subprefektur Kushiro. Kushiro memiliki bandara bernama Bandara Kushiro. Dari Bandara langsung menuju ke Hotel Route Inn, dan sekali lagi hanya untuk menitip barang karena harus melanjutkan perjalanan menuju kantor Kushiro Coal Mining Co. Ltd yang sekaligus menjadi Pusat Pelatihan Tambang Batubara Bawah Tanah Kushiro.
Di sana kami diterima langsung oleh pimpinan perusahaan, yaitu Mr. Yasunori KIKUCHI. Setelah ada sedikit upacara penyambutan, langsung diisi dengan kuliah atau pengenalan Pusat Pelatihan Tambang Batubara Bawah Tanah Kushiro. Pada kuliah pertama ini sebenarnya lebih tepat disebut pengenalan perusahaan tersebut. Sebagai pembuka diputarkan film tentang tambang batubara bawah tanah. Kalau aku mungkin sudah terlalu sering melihat film tersebut, lha.. wong hampir tiap kali mengajar tentang tambang bawah tanah ada beberapa bagian dari film tersebut yang dicuplik sebagai materi. Maklum saja, tempat aku bekerja kan memang sudah lama bekerjasama dengan pemerintah Jepang tentang alih teknologi tambang batubara bawah tanah
Setelah kuliah di kelas, kegiatan disambung lagi dengan melihat fasilitas pelatihan. Pertama-tama kami dibawa ke Central Monitoring System, yaitu suatu sistem pemonitoran terpusat dalam tambang bawah tanah. Di sana kita dapat mengontrol dan mengawasi kegiatan dalam tambang bawah tanah. Di dalam lubang tambang sudah ditempatkan kamera dan sensor gas-gas berbahaya, sehingga dapat dipantau di layar monitor. Menurut petugas yang menerangkan, sensor gas yang dipasang dalam lubang tambang tersebut sekarang sudah dibuat oleh mereka sendiri.
Central Monitoring System
Kemudian kami dibawa menuju kelas, di sana ada beberapa peserta pelatihan yang berasal dari Vietnam. Berdasarkan penjelasan dari Sensei Kushiro, ada 14 orang peserta yang berasal dari China dan 14 orang yang berasal dari Vietnam yang belajar teknologi tambang batubara bawah tanah.
Bersama dengan orang-orang Vietnam, Sensei menunjukkan betapa berbahayanya gas methane yang ada di ada di dalam tambang batubara bawah tanah. Hal itu ditunjukkan dalam rangkaian percobaan dengan mengalirkan gas methane pada suatu tiruan lorong. Kemudian membuat suatu percikan api sehingga menghasilkan suara ledakan yang begitu keras. Memang sengaja para peserta dibuat kaget, hal ini agar mendapatkan efek tidak mudah lupa bahwa ada suatu gas berbahaya dalam tambang yang mudah meledak sehingga harus selalu berhati-hati dalam bekerja.
Peralatan Percobaan Ledakan Gas Tambang Batubara Bawah Tanah
Sebenarnya di Balai Diklat Tambang Bawah Tanah Sawahlunto peralatan-peralatan tersebut juga ada, tetapi dengan skala yang lebih kecil. Semua itu hasil hibah dari pemerintah Jepang dalam rangka kerjasama alih teknologi tambang batubara bawah tanah. Simulasi ledakan gas batubara menutup perkuliahan hari ini. Esok pagi dijadwalkan akan langsung masuk ke dalam lubang tambang bawah tanah.
Malam kian larut. Aku juga sudah mulai merasa ngantuk. Acara di TV hotel juga semuanya bahasa Jepang, kecuali kalau yang berbayar. Mau gimana lagi... Akhirnya aku pilih channel yang menyajikan lagu ENKA... Hm... rasanya cukup nyaman, cocok banget buat leyeh-leyeh pengantar tidur...
Malam kian larut. Aku juga sudah mulai merasa ngantuk. Acara di TV hotel juga semuanya bahasa Jepang, kecuali kalau yang berbayar. Mau gimana lagi... Akhirnya aku pilih channel yang menyajikan lagu ENKA... Hm... rasanya cukup nyaman, cocok banget buat leyeh-leyeh pengantar tidur...
Catatan Perjalanan di Kushiro - Bagian 2 - Narita Tokyo
Malam ini aku menginap di Shinagawa Prince Hotel. Aku pikir di Hotel yang sebesar ini akan mudah mendapatkan akses internet gratis. Tapi ternyata tidak, semuanya harus bayar. Aku lebih memilih menggunakan fasilitas internet umum di Lobby Hotel, maksudnya tentu sekalian menikmati suasana Tokyo di malam hari. Fasilitas internet umum ini menggunakan koin dengan biaya 100 yen setiap 10 menit. Tak apalah, namanya juga sudah "nyandu" dengan internet... :-)
Menyambung catatan perjalanan yang lalu, aku dan rombongan tiba di Bandara Narita Jepang pada pukul 7.10 waktu setempat. Suhu udara saat itu 8 derajad Celcius. Cukup dingin, apalagi diselingi hujan rintik-rintik. Seperti biasanya, sebelum keluar dari bandara harus melalui proses ke-imigrasi-an yang cukup menyita waktu karena kami dalam satu rombongan ada 18 orang.
Rombongan dan Pejabat JCOAL
Di Bandara kami dijemput oleh Kadoguchi San seorang pejabat NEDO dan Tomitu San yang akan menyertai kami sebagai penerjemah. Belakangan kami ketahui Tomitu San ini adalah seorang Muslim, karena dia ikut kami Sholat bersama di kantor JCOAL.
Pukul 8.30 rombongan meninggalkan bandara menuju Shinagawa Prince Hotel. Menjelang pukul 11.00 sampailah kami di hotel, tetapi ternyata bukan untuk Check-In. Ceritanya kami sekedar titip barang dan perjalanan akan dilanjutkan menuju kantor JCOAL dengan kereta api. Di sini ada sedikit peristiwa lucu. Karena harus ke kantor, tentunya kami harus berpakaian resmi yaitu menggunakan jas dan dasi. Tapi yang ada adalah hampir seluruhnya masih memakai baju santai. bagaimana ini?... Karena rombongan ini termasuk yang nekat, mentang-mentang nggak ada yang kenal maka langsung saja berganti baju di sudut lobby hotel. Asli KATROK BANGET... NDESO... hahaha... Karena seperti yang telah diduga, kami akhirnya ditegur petugas hotel. Ada baiknya, karena kemudian disediakan ruangan untuk berganti baju.
Pengarahan di Kantor JCOAL
Menjelang tengah hari rombongan tiba di kantor JCOAL untuk mendapatkan pengarahan tentang training di Kushiro. Dalam kesempatan itu mereka juga mengundang rombongan untuk jamuan makan malam. Dari kantor JCOAL kami lanjutkan ke kantor NEDO. Selain "kulo nuwun" kami juga berdiskusi mengenai pengembangan tambang batubara bawah tanah di Indonesia hingga sore. Rombongan harus segera kembali ke hotel untuk Check-In. kami hanya diberi waktu 30 menit untuk bersiap-siap menghadiri jamuan makan malam di kantor JCOAL.
Jamuan di Kantor JCOAL
Di kantor JCOAL rombongan disambut oleh Direktur JCOAL dan pejabat-pejabat lainnya. Ada sedikit kejutan, aku bertemu dengan Tanaka Sensei yang dulu merupakan wali kelasku waktu training di Ikeshima. Ada juga Sakaguchi yang sering ke Sawahlunto. Setelah beramah-tamah secukupnya, kamipun pamitan. Tubuh terasa capai karena seharian jalan tanpa sempat mandi atapun gosok gigi. Tiba di hotel, tentu saja yang terpikirkan adalah mandi, beristirahat dan tidur... Sampai jumpa esok pagi.. Oyasumi Minasae....
Catatan Perjalanan di Kushiro - Bagian 1 - Persiapan
Dengan diiringi ciuman dari Istri dan Anak tercinta Aku semalam berangkat ke Bandung. Memang rencananya hari ini ada pertemuan di Pusdiklat Teknologi Mineral dan Batubara untuk persiapan bagi keberangkatan rombongan peserta training di Kushiro Jepang. Ini seperti memutar ulang peristiwa sekitar 6 tahun yang lalu, ketika aku berangkat ke Jepang dalam rangka training di Ikeshima.
Setelah Ikeshima tidak menerima peserta training lagi, kegiatan training Alih Teknologi Tambang Batubara Bawah Tanah bagi peserta dari Indonesia diarahkan ke Kushiro. Ada banyak perbedaan tentang training di Kushiro ini. Yang paling mencolok adalah masalah waktu, kalau dahulu di Ikeshima paling cepat 3 bulan, sedangkan training di Kushiro cuma seminggu. Untuk materi pelatihan di Kushiro, berdasarkan informasi yang didapat intinya adalah study visit ke Underground Coal Mine dan tentu saja dengan sedikit muatan materi teori yang akan diberikan sebelum ke lapangan.
Peserta kali ini selain dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral juga berasal dari Dinas Pertambangan dan Perusahaan tambang batubara di Indonesia. Aku kira mereka semua hari ini juga telah tiba di Bandung.
Tidak banyak yang aku persiapkan, selain hal-hal yang standar seperti baju dan perlengkapan harian, juga tidak lupa membawa laptop dan kamera untuk bahan dokumentasi dan pelaporan. Sekitar 6 tahun yang lalu ada kesulitan dalam komunikasi, karena belum adanya kerjasama antar operator telepon seluler. Tetapi dari informasi yang terbaru, katanya hal tersebut bukan suatu masalah lagi. Untuk memastikannya, karena aku menggunakan kartu Mentari langsung aku hubungi nomor 100 (call center Indosat). Menurut Customer Service Mentari sudah dapat digunakan di Jepang karena sudah bekerja sama dengan operator lokal Jepang yaitu DoCoMo. Untuk mengetahui tarif dengan lebih jelas aku juga sudah masuk ke situs Indosat yang juga sudah aku tuliskan kembali di blog ini tentang International Roaming Untuk Kartu Mentari.
Mengenai Jack Pipih yang digunakan untuk peralatan elektronik di Jepang juga sudah aku persiapkan dengan membeli sambungannya. Untuk voltage yang berlaku yaitu 110 di Jepang juga tidak masalah, karena peralatan elektronik yang aku bawa seperti laptop dan lain-lain kebetulan sudah menggunakan adaptor yang compatible dengan 110/220 V.
Sedapat mungkin aku akan coba menulis setiap hari tentang Catatan Perjalanan di Kushiro ini. Sekedar berbagi informasi terutama untuk pengembangan teknologi tambang bawah tanah di Indonesia. Mudah-mudahan dapat bermanfaat.
Pengenalan Bahan Peledak
Bahan peledak yang dimaksudkan adalah bahan peledak kimia yang didefinisikan sebagai suatu bahan kimia senyawa tunggal atau campuran berbentuk padat, cair, atau campurannya yang apabila diberi aksi panas, benturan, gesekan atau ledakan awal akan mengalami suatu reaksi kimia eksotermis sangat cepat dan hasil reaksinya sebagian atau seluruhnya berbentuk gas disertai panas dan tekanan sangat tinggi yang secara kimia lebih stabil.
ANFO
Panas dari gas yang dihasilkan reaksi peledakan tersebut sekitar 4000° C. Adapun tekanannya, menurut Langerfors dan Kihlstrom (1978), bisa mencapai lebih dari 100.000 atm setara dengan 101.500 kg/cm² atau 9.850 MPa (» 10.000 MPa). Sedangkan energi per satuan waktu yang ditimbulkan sekitar 25.000 MW atau 5.950.000 kcal/s. Perlu difahami bahwa energi yang sedemikian besar itu bukan merefleksikan jumlah energi yang memang tersimpan di dalam bahan peledak begitu besar, namun kondisi ini terjadi akibat reaksi peledakan yang sangat cepat, yaitu berkisar antara 2500 - 7500 meter per second (m/s). Oleh sebab itu kekuatan energi tersebut hanya terjadi beberapa detik saja yang lambat laun berkurang seiring dengan perkembangan keruntuhan batuan.
2. Reaksi dan produk peledakan
Peledakan akan memberikan hasil yang berbeda dari yang diharapkan karena tergantung pada kondisi eksternal saat pekerjaan tersebut dilakukan yang mempengaruhi kualitas bahan kimia pembentuk bahan peledak tersebut. Panas merupakan awal terjadinya proses dekomposisi bahan kimia pembentuk bahan peledak yang menimbulkan pembakaran, dilanjutkan dengan deflragrasi dan terakhir detonasi. Proses dekomposisi bahan peledak diuraikan sebagai berikut:
a) Pembakaran adalah reaksi permukaan yang eksotermis dan dijaga keberlangsungannya oleh panas yang dihasilkan dari reaksi itu sendiri dan produknya berupa pelepasan gas-gas. Reaksi pembakaran memerlukan unsur oksigen (O2) baik yang terdapat di alam bebas maupun dari ikatan molekuler bahan atau material yang terbakar. Untuk menghentikan kebakaran cukup dengan mengisolasi material yang terbakar dari oksigen. Contoh reaksi minyak disel (diesel oil) yang terbakar sebagai berikut:
CH3(CH2)10CH3 + 18½ O2 ® 12 CO2 + 13 H2O
b) Deflagrasi adalah proses kimia eksotermis di mana transmisi dari reaksi dekomposisi didasarkan pada konduktivitas termal (panas). Deflagrasi merupakan fenomena reaksi permukaan yang reaksinya meningkat menjadi ledakan dan menimbulkan gelombang kejut shock wave) dengan kecepatan rambat rendah, yaitu antara 300 – 1000 m/s atau lebih rendah dari kecep suara (subsonic). Contohnya pada reaksi peledakan low explosive (black powder)sebagai bagai berikut:
v Potassium nitrat + charcoal + sulfur
20NaNO3 + 30C + 10S ® 6Na2CO3 + Na2SO4 + 3Na2S +14CO2 + 10CO + 10N2
v Sodium nitrat + charcoal + sulfur
20KNO3 + 30C + 10S ® 6K2CO3 + K2SO4 + 3K2S +14CO2 +10CO + 10N2
c) Ledakan, menurut Berthelot, adalah ekspansi seketika yang cepat dari gas menjadi bervolume lebih besar dari sebelumnya diiringi suara keras dan efek mekanis yang merusak. Dari definisi tersebut dapat tersirat bahwa ledakan tidak melibatkan reaksi kimia, tapi kemunculannya disebabkan oleh transfer energi ke gerakan massa yang menimbulkan efek mekanis merusak disertai panas dan bunyi yang keras. Contoh ledakan antara lain balon karet ditiup terus akhirnya meledak, tangki BBM terkena panas terus menerus bisa meledak, dan lain-lain.
d) Detonasi adalah proses kimia-fisika yang mempunyai kecepatan reaksi sangat tinggi, sehingga menghasilkan gas dan temperature sangat besar yang semuanya membangun ekspansi gaya yang sangat besar pula. Kecepatan reaksi yang sangat tinggi tersebut menyebarkan tekanan panas ke seluruh zona peledakan dalam bentuk gelombang tekan kejut (shock compression wave) dan proses ini berlangsung terus menerus untuk membebaskan energi hingga berakhir dengan ekspansi hasil reaksinya. Kecepatan rambat reaksi pada proses detonasi ini berkisar antara 3000 – 7500 m/s. Contoh kecepatan reaksi ANFO sekitar 4500 m/s. Sementara itu shock compression wave mempunyai daya dorong sangat tinggi dan mampu merobek retakan yang sudah ada sebelumnya menjadi retakan yang lebih besar. Disamping itu shock wave dapat menimbulkan symphatetic detonation, oleh sebab itu peranannya sangat penting di dalam menentukan jarak aman (safety distance) antar lubang. Contoh proses detonasi terjadi pada jenis bahan peledakan antara lain:
v TNT : C7H5N3O6 ® 1,75 CO2 + 2,5 H2O + 1,5 N2 + 5,25 C
v ANFO : 3 NH4NO3 + CH2 ® CO2 + 7 H2O + 3 N2
v NG : C3H5N3O9 ® 3 CO2 + 2,5 H2O + 1,5 N2 + 0,25 O2
v NG + AN : 2 C3H5N3O9 + NH4NO3 ® 6 CO2 + 7 H2O + 4 N4 + O2
Dengan mengenal reaksi kimia pada peledakan diharapkan peserta akan lebih hati-hati dalam menangani bahan peledak kimia dan mengetahui nama-nama gas hasil peledakan dan bahayanya.
3. Klasifikasi bahan peledak
Bahan peledak diklasifikasikan berdasarkan sumber energinya menjadi bahan peledak mekanik, kimia dan nuklir. Karena pemakaian bahan peledak dari sumber kimia lebih luas dibanding dari sumber energi lainnya, maka pengklasifikasian bahan peledak kimia lebih intensif diperkenalkan. Pertimbangan pemakaiannya antara lain, harga relatif murah, penanganan teknis lebih mudah, lebih banyak variasi waktu tunda (delay time) dan dibanding nuklir tingkat bahayanya lebih rendah. Bahan peledak permissible dalam klasifikasi di atas perlu dikoreksi karena tidak semua merupakan bahan peledak lemah. Bahan peledak permissible digunakan khusus untuk memberaikan batubara ditambang batubara bawah tanah dan jenisnya adalah blasting agent yang tergolong bahan peledak kuat.
Sampai saat ini terdapat berbagai cara pengklasifikasian bahan peledak kimia, namun pada umumnya kecepatan reaksi merupakan dasar pengklasifikasian tersebut.
Menurut R.L. Ash (1962), bahan peledak kimia dibagi menjadi:
Bahan peledak kuat (high explosive) bila memiliki sifat detonasi atau meledak dengan kecepatan reaksi antara 5.000 – 24.000 fps (1.650 – 8.000 m/s)
Bahan peledak lemah (low explosive) bila memiliki sifat deflagrasi atau terbakar kecepatan reaksi kurang dari 5.000 fps (1.650 m/s).
4. Klasifikasi bahan peledak industri
Bahan peledak industri adalah bahan peledak yang dirancang dan dibuat khusus untuk keperluan industri, misalnya industri pertambangan, sipil, dan industri lainnya, di luar keperluan militer. Sifat dan karakteristik bahan peledak (yang akan diuraikan pada pembelajaran 2) tetap melekat pada jenis bahan peledak industri. Dengan perkataan sifat dan karakter bahan peledak industri tidak jauh berbeda dengan bahan peledak militer, bahkan saat ini bahan peledak industri lebih banyak terbuat dari bahan peledak yang tergolong ke dalam bahan peledak berkekuatan tinggi (high explosives).
Sumber : Kursus Juru Ledak Kelas II
Trippler
Suatu tambang, baik itu tambang terbuka ataupun tambang bawah tanah pada intinya kegiatan utamanya adalah pembongkaran (loosening), pemuatan (loading) dan pengangkutan (hauling). Kita biasa dengan tambang terbuka bahwa pembongkaran dan pemuatan adalah menggunakan excavator, sedangkan pengangkutan menggunakan dumptruck.
Tak berbeda jauh dengan tambang terbuka, alat-alat semacam itupun ada. Dalam tambang batubara misalnya, untuk pembongkaran biasanya menggunakan drum cutter atau continuous miner sedangkan pemuatannya bisa menggunakan side dump loader. Untuk pengangkutan selain menggunakan conveyor, ada kalanya menggunakan lori.
Tak berbeda jauh dengan tambang terbuka, alat-alat semacam itupun ada. Dalam tambang batubara misalnya, untuk pembongkaran biasanya menggunakan drum cutter atau continuous miner sedangkan pemuatannya bisa menggunakan side dump loader. Untuk pengangkutan selain menggunakan conveyor, ada kalanya menggunakan lori.
Tripler
Sedangkan mekanisme penumpahan isian dari lori adalah seperti video berikut :
Kalau kita biasa di tambang terbuka, bahan galian setelah diangkut kemudian ditumpahkan (dumping) oleh dumptruck di stockpile. Di tambang bawah tanah, mekanisme seperti itupun ada. Jadi setelah batubara dari tambang bawah tanah diangkut menggunakan lori ke permukaan, batubara tersebut akan ditumpahkan di stockpile. Alat untuk menumpahkan batubara ke stockpile tersebut adalah trippler. Bentuk trippler mirip sebuah tabung. Lori dimasukkan ke dalam trippler, setelah itu trippler akan diputar. Sehingga lori akan terbalik, dan batubara akan tertumpah menuju stockpile.
Praktek Mahasiswa di Kantor
Hari ini aku mulai mengajar anak-anak mahasiswa dari UNP Jurusan Teknik Pertambangan di Kantor. Seluruhnya ada 39 0rang. Dan dijamin mayoritas laki-laki. Gambar di bawah hanyalah ilustrasi, abaikan saja :-). Kalau dibandingkan dengan yang dahulu, anak-anak yang sekarang ini termasuk yang agak ceroboh.
Pada hari pertama latihan sudah mematahkan spare part "Oxygen Breathing Apparatus". Tetapi, tidak ada kerugian dibandingkan ilmu yang dapat dibagi. Meskipun spare part tadi, kemungkinan tidak akan bisa didapatkan di Indonesia. Secara keseluruhan lumayan juga semangatnya. Ini dibuktikan dengan banyaknya pertanyaan dari mereka tentang teknik pertambangan. Yah.. ini salah satu bentuk pengabdian kita untuk dunia pertambangan Indonesia. Mereka mungkin nantinya lebih merasakan persaingan yang sangat ketat. Betapa tidak, sekarang hampir setiap provinsi membuka pendidikan jurusan pertambangan ;-)
Tambang Ikeshima
Tambang Ikeshima di Jepang merupakan salah satu tambang batubara yang unik di dunia. Bagaimana tidak, tambang ini beroperasi di bawah dasar laut. Sehingga dari segi teknologi tingkat kesulitannya cukup tinggi.
Pulau Ikeshima Lokasinya ada di 256 Ohaza Kamiura Ikeshimakyo, Sotomecho Nishisonogi-gun, Nagasaki Prefecture. Sekitar 7 km ke arah barat di lepas pantai dari pantai barat semenanjung Nishisonogi. Sedangkan ukuran dari pulau tersebut adalah dari Timur-barat 1,5 km, utara-selatan 1,0 km, keliling 4,0 km, luas 0,86 km2. Jumlah konsesi tambang yang dimiliki 70, dengan luas 35.500 ha. Cadangan batu bara tertambang teoritis ±1,7 milyar ton dan Cadangan batu bara tertambang terbukti ±270 juta ton.
Seluruh permukaan pulau ditutupi oleh lapisan konglomerat zaman kuarter dan batuan andesit basalan dari zaman Neogene, serta di bawah permukaan laut terdiri dari lapisan Palaeogene. Dari atas berturut-turut terbagi menjadi formasi Nishisonogi, formasi Matsushima, formasi Terajima dan formasi Akasaki. Batuannya terdiri dari batu pasir dan serpih atau mudstone, di beberapa tempat terdapat sisipan tipis lapisan konglomerat. Batuan alasnya adalah granit atau crystalline schist.
Di bagian atas formasi Matsushima terdapat formasi pembawa batu bara. Lapisan batu baranya terdiri dari lapisan batuan atas, lapisan atas dari lapisan 18 shaku, lapisan bawah dari lapisan 18 shaku, lapisan 3 shaku dan lapisan 4 shaku. Jurus lapisan tanah mengarah kurang lebih ke timur-barat di sekitar Ikeshima dan mengarah kurang lebih ke utara-selatan di sekitar Hikishima. Kemiringannya landai, masing-masing 1~10 derajat ke selatan dan timur. Struktur geologinya relatif stabil.
Untuk ekstraksi batubara, datanya adalah sebagai berikut :
Jalan udara dan gate : panjang gate 400~1000 mMetode ekstraksi batu bara longwall sistem mundurPanjang permuka kerja : 100~180 mPenyanggaan : IS-14 shield type self advancing support, Mesin ekstraksi : 3300V multi motor type (DR-900) drum cutter, 60kw electric haulage (DR-500) double ranging drum cutter, AFC 225kw×2 3300V pole change.
Jalan udara dan gate : panjang gate 400~1000 mMetode ekstraksi batu bara longwall sistem mundurPanjang permuka kerja : 100~180 mPenyanggaan : IS-14 shield type self advancing support, Mesin ekstraksi : 3300V multi motor type (DR-900) drum cutter, 60kw electric haulage (DR-500) double ranging drum cutter, AFC 225kw×2 3300V pole change.
Tambang Ikeshima mulai dibangun tahun 1952 tetapi saat ini telah ditutup dan beralih fungsi menjadi Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tambang Batubara Bawah Tanah. Program alih teknologi ini telah menghasilkan lulusan dari 27 negara, antara lain dari Indonesia, RRC dan Filipina, total lebih dari 420 orang.
Pertambangan Mineral di Indonesia Prospektif
Mempertimbangkan kekayaan bahan tambang di Indonesia seperti emas, perak, nikel, tembaga dan bahan tambang lainnya, dan dengan upah tenaga kerja murah serta letak geografi yang dekat dengan pasar, membuat pertambangan mineral di Indonesia sangat prospektif.
Investasi asing diperlukan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi, menciptakan lapangan kerja dan mengurangi jumlah penduduk miskin, demikian menurut Direktur Eksekutif Indonesia Mining Association, Priyo Pribadi Soemarno dalam acara “Indonesia Mining Session” di Vancouver, Kanada, beberapa pekan lalu. Tampil pula sebagai pembicara dalam acara tersebut, Konjen RI di Vancouver, Jhon Proust (CEO, Southern Arc Minerals), Thomas Mulja (Country Manager Indonesia, East Asia Minerals), Ramon Yazon (Komisaris Perdagangan dari Kedutaan Besar Kanada di Manila), dan kalangan pengusaha. Kegiatan pertambangan ilegal, peraturan pajak yang dinilai kurang supportive serta lemahnya kordinasi antara pusat dan daerah merupakan sebagian masalah yang dihadapi industri pertambangan, kondisi seperti ini menyebabkan arus investasi yang masuk ke Indonesia kurang optimal.
Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk memperbaiki iklim investasi dengan menyederhanakan proses perijinan, transparansi, keringanan pajak, penegakan hukum dan pemantapan situasi keamanan. Perbaikan iklim investasi yang dilakukan oleh pemerintah, ditanggapi positif beberapa kalangan pengusaha yang hadir dalam acara tersebut. Perbaikan yang dilakukan pemerintah Indonesia akan memulihkan iklim investasi. Apabila best practice dalam industri dan investasi diterapkan bukan mustahil akan menempatkan posisi Indonesia menjadi yang pertama dari delapan negara yang dinilai favourable terhadap investasi asing.
Balai Diklat Tambang Bawah Tanah
Auger Mining
Sebuah tambang dengan metode tambang terbuka suatu saat akan mencapai yang namanya pit limit, yaitu suatu batasan di mana suatu tambang sudah tidak ekonomis lagi dioperasikan dengan tambang terbuka.
Hal ini disebabkan karena striping rationya tinggi. Dalam hal ini perbandingan antara bahan galian yang akan diambil dengan lapisan tanah penutupnya terlalu besar. Sehingga biaya untuk pengupasan lapisan penutup sangat besar tidak dapat ditutup dengan hasil bahan galiannya. Untuk masalah tersebut biasanya para ahli langsung mengambil keputusan dengan beralih ke metode tambang bawah tanah. Sebenarnya sebelum memutuskan untuk beralih ke metode tambang bawah tanah, ada satu alternatif lain yaitu "Auger Mining'.
Apakah yang disebut Auger Mining tersebut? Auger Mining adalah suatu metode penambangan yang dilakukan dengan menambang bahan galian (dalam hal ini batubara) di dinding-dinding open pit yang sudah mencapai ultimate pit limit. Sehingga nantinya akan membentuk lubang-lubang di dinding. Sepintas memang mirip dengan tambang-tambang batubara liar. walau bagaimanapun ini adalah salah satu alternatif dari metode penambangan. Untuk di Indonesia, yang pernah melakukan metode penambangan ini adalah PT. Indominco di Kalimantan.
(Redaksi)