• Selamat Datang

    Sepenggal obrolan, selembar catatan dalam blog ini semoga dapat menghangatkan suasana dan menambah erat persaudaraan.

  • Selamat Datang

    Sepenggal obrolan, selembar catatan dalam blog ini semoga dapat menghangatkan suasana dan menambah erat persaudaraan.

  • Selamat Datang

    Sepenggal obrolan, selembar catatan dalam blog ini semoga dapat menghangatkan suasana dan menambah erat persaudaraan.

  • Selamat Datang

    Sepenggal obrolan, selembar catatan dalam blog ini semoga dapat menghangatkan suasana dan menambah erat persaudaraan.

  • Selamat Datang

    Sepenggal obrolan, selembar catatan dalam blog ini semoga dapat menghangatkan suasana dan menambah erat persaudaraan.

Menjadi Pemimpin yang Efektif untuk Membina Generasi Z


Generasi Z, yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012, telah menjadi bagian integral dari angkatan kerja modern. Mereka membawa perspektif yang unik, didorong oleh kemajuan teknologi, dan memiliki ekspektasi berbeda dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Pemimpin masa kini harus menyesuaikan pendekatan mereka untuk memotivasi dan membina anggota tim dari generasi ini. Memahami karakteristik, nilai-nilai, serta harapan Generasi Z sangat penting untuk menciptakan lingkungan kerja yang produktif dan harmonis.

Generasi Z tumbuh di tengah perkembangan teknologi yang pesat, menjadikan mereka sebagai digital natives yang terbiasa dengan akses informasi instan dan komunikasi cepat. Mereka cenderung lebih mandiri, inovatif, dan adaptif terhadap perubahan. Namun, mereka juga dikenal memiliki tingkat fokus yang lebih pendek, keinginan untuk pengakuan cepat, dan kebutuhan untuk bekerja dalam lingkungan yang memiliki makna dan dampak sosial. Oleh karena itu, pemimpin perlu menerapkan strategi khusus untuk membina dan memotivasi anggota tim dari Generasi Z secara efektif.

Memahami Karakteristik Generasi Z

Sebelum seorang pemimpin dapat membina anggota tim dari Generasi Z, penting untuk memahami karakteristik mendasar yang membedakan mereka dari generasi sebelumnya. Salah satu ciri utama dari Generasi Z adalah ketergantungan mereka pada teknologi. Mereka tumbuh bersama internet, media sosial, dan perangkat mobile, yang mempengaruhi cara mereka berkomunikasi, belajar, dan bekerja. Oleh karena itu, pemimpin yang ingin sukses membina Generasi Z harus mampu memanfaatkan teknologi dan alat digital sebagai bagian dari strategi kepemimpinan mereka.

Selain itu, Generasi Z sangat menghargai otonomi dan kebebasan dalam bekerja. Mereka cenderung lebih menyukai pendekatan yang fleksibel, di mana mereka diberi ruang untuk bereksperimen dan mengembangkan ide-ide baru. Pemimpin yang memahami hal ini akan cenderung memberi lebih banyak kebebasan kepada anggota timnya, sambil tetap menyediakan arahan dan dukungan yang diperlukan. Pendekatan ini tidak hanya meningkatkan kreativitas dan inovasi, tetapi juga membantu dalam membangun kepercayaan dan loyalitas di antara anggota tim dari Generasi Z.

Membangun Komunikasi yang Efektif

Komunikasi adalah kunci dalam membina hubungan yang kuat dengan anggota tim dari Generasi Z. Pemimpin harus menyadari bahwa generasi ini lebih terbiasa dengan komunikasi yang cepat, singkat, dan berbasis teknologi. Mereka cenderung lebih responsif terhadap pesan singkat, baik melalui aplikasi pesan instan maupun media sosial, daripada komunikasi formal yang panjang dan berbelit-belit. Oleh karena itu, penting bagi pemimpin untuk menyesuaikan gaya komunikasi mereka agar lebih sesuai dengan preferensi Generasi Z.

Selain itu, transparansi dalam komunikasi juga sangat dihargai oleh Generasi Z. Mereka cenderung lebih percaya kepada pemimpin yang terbuka dan jujur dalam menyampaikan informasi, baik itu terkait tujuan perusahaan, strategi jangka panjang, atau tantangan yang dihadapi. Dengan demikian, pemimpin harus berusaha untuk selalu menjaga komunikasi yang terbuka dan transparan, serta melibatkan anggota tim dalam proses pengambilan keputusan. Hal ini tidak hanya membantu meningkatkan kepercayaan, tetapi juga memotivasi anggota tim untuk berkontribusi lebih dalam mencapai tujuan bersama.

Memberikan Pengakuan dan Umpan Balik yang Cepat

Generasi Z dikenal sebagai generasi yang menginginkan pengakuan dan umpan balik secara cepat. Mereka terbiasa dengan dunia digital di mana segala sesuatu terjadi dengan segera, termasuk pengakuan atas usaha dan pencapaian mereka. Oleh karena itu, pemimpin harus peka terhadap kebutuhan ini dan berusaha memberikan pengakuan yang cepat atas kerja keras dan kontribusi anggota tim dari Generasi Z.

Memberikan umpan balik yang konstruktif juga penting dalam membina Generasi Z. Mereka cenderung lebih responsif terhadap umpan balik yang disampaikan secara langsung, jelas, dan terfokus pada solusi. Pemimpin yang efektif akan memberikan umpan balik secara berkala, baik melalui pertemuan one-on-one maupun melalui alat komunikasi digital, untuk membantu anggota tim mengidentifikasi area perbaikan dan mengembangkan potensi mereka secara maksimal.

Menciptakan Lingkungan Kerja yang Inklusif dan Berarti

Generasi Z memiliki kepedulian yang tinggi terhadap isu-isu sosial dan lingkungan. Mereka cenderung lebih memilih bekerja di organisasi yang memiliki nilai-nilai yang selaras dengan keyakinan mereka dan memberikan dampak positif bagi masyarakat. Oleh karena itu, pemimpin harus menciptakan lingkungan kerja yang inklusif dan berarti, di mana anggota tim merasa dihargai dan pekerjaan mereka memberikan kontribusi nyata bagi tujuan yang lebih besar.

Pemimpin dapat mengadopsi berbagai inisiatif untuk mendukung nilai-nilai ini, seperti program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR), kebijakan kerja fleksibel, dan kegiatan-kegiatan yang mendukung keberlanjutan. Dengan menunjukkan komitmen terhadap nilai-nilai yang penting bagi Generasi Z, pemimpin tidak hanya akan meningkatkan kepuasan kerja, tetapi juga membantu mempertahankan talenta terbaik dalam tim mereka.

Mengembangkan Program Pembinaan dan Pengembangan Keterampilan

Generasi Z memiliki hasrat yang kuat untuk terus belajar dan mengembangkan keterampilan mereka. Mereka menyadari bahwa dunia kerja terus berubah dengan cepat, dan mereka ingin memastikan bahwa mereka selalu siap menghadapi tantangan baru. Oleh karena itu, pemimpin harus menyediakan program pembinaan dan pengembangan keterampilan yang relevan dan sesuai dengan kebutuhan anggota tim dari Generasi Z.

Pemimpin dapat mengembangkan program pelatihan yang mencakup keterampilan teknis, keterampilan soft, serta keterampilan kepemimpinan. Selain itu, pendekatan mentoring juga sangat efektif dalam membina Generasi Z. Dengan menghubungkan mereka dengan mentor yang berpengalaman, pemimpin dapat membantu anggota tim mengembangkan karier mereka dan mencapai potensi penuh mereka. Program-program ini tidak hanya membantu dalam meningkatkan keterampilan dan kinerja, tetapi juga meningkatkan motivasi dan kepuasan kerja.

Kesimpulan

Membina anak buah dari Generasi Z memerlukan pendekatan yang unik dan disesuaikan dengan karakteristik serta harapan generasi ini. Pemimpin harus mampu memanfaatkan teknologi, membangun komunikasi yang efektif, memberikan pengakuan dan umpan balik yang cepat, menciptakan lingkungan kerja yang inklusif dan berarti, serta mengembangkan program pembinaan dan pengembangan keterampilan yang relevan. Dengan memahami dan menerapkan strategi-strategi ini, pemimpin dapat membangun tim yang solid, termotivasi, dan produktif, serta menciptakan lingkungan kerja yang mendukung pertumbuhan dan keberhasilan bersama.

Dalam era yang semakin kompleks dan dinamis ini, kemampuan pemimpin untuk beradaptasi dengan kebutuhan dan preferensi Generasi Z akan menjadi faktor kunci dalam menciptakan kesuksesan jangka panjang bagi organisasi. Pemimpin yang berhasil membina Generasi Z dengan baik tidak hanya akan memaksimalkan potensi individu dalam tim, tetapi juga akan membangun budaya organisasi yang inovatif, inklusif, dan siap menghadapi tantangan masa depan.

Share:

AI Image Generators: Perubahan Signifikan dalam Seni Digital


Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence/AI) telah memberikan dampak besar di berbagai bidang, mulai dari pemrosesan bahasa alami hingga robotika. Namun, salah satu area yang paling menarik dan berkembang pesat adalah penggunaan AI dalam menghasilkan gambar. AI image generator merupakan jenis teknologi AI yang membantu orang dalam mengkreasikan ide dan kreativitasnya melalui gambar dengan lebih mudah. AI image generators, yang didukung oleh algoritma canggih, tidak hanya mengubah cara seniman menciptakan karya, tetapi juga mendemokratisasi akses ke konten visual berkualitas tinggi bagi individu dan bisnis. Artikel ini membahas mekanisme, aplikasi, dan implikasi dari AI image generators, serta potensi dan tantangan yang dihadirkan.

Mekanisme di Balik AI Image Generators

Pada inti dari AI image generators adalah algoritma yang dikenal sebagai Generative Adversarial Networks (GANs). Diperkenalkan oleh Ian Goodfellow dan rekannya pada tahun 2014, GANs terdiri dari dua jaringan saraf: generator dan discriminator. Generator menciptakan gambar dari noise acak, sementara discriminator mengevaluasi keaslian gambar-gambar tersebut dibandingkan dengan gambar nyata. Kedua jaringan ini dilatih secara bersamaan, dengan generator yang terus memperbaiki kemampuannya untuk menghasilkan gambar yang realistis seiring waktu untuk "menipu" discriminator.

Teknologi kunci lainnya yang mendukung pembuatan gambar AI adalah Diffusion Models. Model ini bekerja dengan secara bertahap menambahkan noise pada gambar selama pelatihan dan mempelajari cara membalikkan proses ini untuk menghasilkan gambar yang jelas dari noise. Diffusion Models telah terbukti sangat sukses dalam menghasilkan gambar resolusi tinggi yang sulit dibedakan dari foto nyata.

Aplikasi AI Image Generators

1. Seni dan Desain

AI image generators telah membuka peluang baru bagi seniman dan desainer. Dengan alat seperti DALL·E, MidJourney, dan Stable Diffusion, seniman dapat dengan cepat menghasilkan visual unik hanya dengan memasukkan deskripsi teks. Kemampuan ini memungkinkan iterasi dan eksperimen cepat, memungkinkan pencipta untuk mengeksplorasi gaya dan konsep yang akan memakan waktu atau sulit dicapai secara manual.

Misalnya, DALL·E, yang dikembangkan oleh OpenAI, dapat menghasilkan gambar dari prompt teks yang mendetail, seperti "seorang astronot yang mengendarai kuda di kota futuristik." Hal ini telah menyebabkan lonjakan dalam penciptaan seni digital, dengan seniman menggunakan AI untuk menggabungkan realisme dan fantasi dengan cara yang baru.

2. Pemasaran dan Periklanan

Dalam dunia pemasaran, AI image generators menjadi sangat berharga untuk menciptakan konten yang disesuaikan. Bisnis dapat menggunakan AI untuk menghasilkan visual yang disesuaikan dengan kampanye atau audiens tertentu tanpa perlu sesi pemotretan yang mahal atau tim desain grafis. Ini tidak hanya mengurangi biaya tetapi juga mempercepat proses pembuatan konten.

Sebagai contoh, perusahaan dapat menghasilkan gambar produk dengan latar belakang, warna, dan sudut yang berbeda, memungkinkan mereka untuk dengan cepat menyesuaikan materi pemasaran mereka dengan wilayah atau demografi yang berbeda. Fleksibilitas ini sangat bermanfaat dalam industri yang bergerak cepat di mana tren dan preferensi konsumen berubah dengan cepat.

3. Permainan dan Realitas Virtual

AI image generators juga membuat tanda mereka di industri permainan. Pengembang permainan dapat menggunakan alat ini untuk menciptakan karakter, lanskap, dan tekstur yang realistis, sehingga mengurangi waktu dan sumber daya yang diperlukan untuk desain permainan. Selain itu, aset yang dihasilkan AI dapat digunakan untuk meningkatkan lingkungan realitas virtual (VR), membuatnya lebih mendalam dan dinamis.

Dalam VR, AI dapat menghasilkan lingkungan yang merespons tindakan pengguna secara real-time, menciptakan pengalaman yang lebih personal dan menarik. Kemampuan ini sangat menarik untuk industri seperti pendidikan dan pelatihan, di mana simulasi yang realistis sangat penting.

Pertimbangan Etis dan Tantangan

Meskipun manfaat dari AI image generators sudah jelas, kebangkitannya juga membawa beberapa pertimbangan etis dan tantangan.

1. Hak Cipta dan Kepemilikan

Salah satu kekhawatiran utama adalah masalah hak cipta dan kepemilikan gambar yang dihasilkan AI. Karena AI image generators dilatih pada kumpulan data besar dari gambar yang sudah ada, ada pertanyaan tentang apakah pencipta gambar asli harus diberi kredit atau kompensasi. Selain itu, menentukan siapa yang memiliki hak atas gambar yang dihasilkan oleh AI—apakah pengguna, pengembang AI, atau tidak ada sama sekali—merupakan tantangan hukum yang kompleks yang belum sepenuhnya terpecahkan.

2. Deepfake dan Misinformasi

Tantangan signifikan lainnya adalah potensi penyalahgunaan AI image generators untuk membuat deepfake atau konten yang menyesatkan. Deepfake adalah gambar atau video yang dihasilkan oleh AI yang dimanipulasi untuk menggambarkan individu mengatakan atau melakukan hal-hal yang sebenarnya tidak pernah mereka lakukan. Ini dapat digunakan untuk menyebarkan misinformasi, mencemarkan nama baik individu, atau membuat propaganda politik. Seiring gambar yang dihasilkan AI semakin realistis, membedakan antara konten asli dan palsu menjadi semakin sulit, yang menimbulkan ancaman bagi privasi dan keamanan.

3. Bias dan Representasi

Sistem AI hanya sebaik data yang mereka dilatih. Jika data pelatihan bias atau kurang beragam, AI image generators dapat menghasilkan gambar yang memperkuat stereotip atau gagal merepresentasikan kelompok tertentu secara akurat. Ini telah menjadi isu signifikan dalam pengembangan AI, yang menyebabkan seruan untuk dataset yang lebih beragam dan inklusif.

Masa Depan AI Image Generators

Ke depan, masa depan AI image generators adalah menarik sekaligus tidak pasti. Di satu sisi, kemajuan dalam AI dapat menghasilkan alat yang lebih canggih yang mampu menghasilkan gambar yang sangat realistis dengan input minimal. Ini dapat merevolusi industri seperti film, mode, dan arsitektur, di mana kreativitas visual sangat penting.

Di sisi lain, tantangan seputar etika, hak cipta, dan misinformasi perlu diatasi untuk memastikan bahwa AI image generators digunakan secara bertanggung jawab. Seiring berkembangnya teknologi, akan sangat penting bagi pengembang, pembuat kebijakan, dan masyarakat secara keseluruhan untuk terlibat dalam dialog berkelanjutan tentang implikasi dari konten yang dihasilkan oleh AI.

Kesimpulan

AI image generators merupakan lompatan maju yang signifikan dalam seni digital dan pembuatan konten. Mereka menawarkan peluang luar biasa untuk kreativitas dan efisiensi di berbagai industri, mulai dari seni dan desain hingga pemasaran dan permainan. Namun, seperti halnya alat yang kuat, mereka juga datang dengan tantangan yang harus dinavigasi dengan hati-hati. Dengan memahami baik potensi maupun tantangan dari AI image generators, kita dapat memanfaatkan kekuatan mereka untuk memperkaya budaya visual kita sambil mengurangi risiko yang mereka hadapi.

Di bidang yang berkembang pesat ini, tetap mendapat informasi dan terlibat secara kritis akan menjadi kunci untuk memastikan bahwa AI image generators berfungsi sebagai kekuatan untuk inovasi positif. Seiring kita terus mengeksplorasi kemungkinan teknologi ini, satu hal yang jelas: masa depan konten visual sedang dibentuk ulang oleh kemampuan AI, dan kita baru saja mulai melihat apa yang mungkin.



Share:

Mengenal Net Zero Emissions (NZE): Menuju Masa Depan Berkelanjutan


Net Zero Emissions (NZE) adalah konsep yang semakin relevan dalam upaya mengurangi dampak perubahan iklim. Entah mengapa akhir-akhir ini NZE begitu mengusik pikiranku. Bagaimana tidak, beberapa program atau kegiatan di kantor bahkan meminta dalam proposal dihubungkan dengan NZE. Jadi, baiklah... Mari kita bahas lebih lanjut tentang NZE:

Pengertian NZE 

Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), NZE adalah pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK) mendekati nol, dengan sisa emisinya dapat diserap kembali dari atmosfer, misalnya oleh lautan dan hutan. Dengan kata lain, NZE adalah kondisi di mana emisi GRK yang dihasilkan manusia tidak lebih besar daripada jumlah yang dapat diserap oleh Bumi.

Roadmap Menuju NZE 

Laporan dari International Energy Agency (IEA) menyajikan roadmap untuk mencapai sistem energi net zero pada tahun 2050. Ini melibatkan penggunaan energi terbarukan, efisiensi, inovasi, dan perubahan perilaku. Dalam skenario NZE, emisi CO2 global mencapai nol pada tahun 2050, dengan negara maju mencapai net zero lebih awal.

Tantangan dan Peluang

  • Investasi Bersih: Untuk mencapai NZE, investasi energi bersih perlu meningkat tiga kali lipat menjadi sekitar $4 triliun per tahun pada 2030. Ini akan menciptakan jutaan lapangan kerja baru dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi global.
  • Inovasi Teknologi: Sebagian besar pengurangan emisi hingga 2030 berasal dari teknologi yang sudah ada. Namun, hampir setengah pengurangan pada 2050 memerlukan teknologi yang saat ini masih dalam tahap demonstrasi atau prototipe.
  • Transisi dari Bahan Bakar Fosil: NZE berarti penurunan drastis dalam penggunaan batu bara, minyak, dan gas. Ini memerlukan langkah seperti menghentikan penjualan mobil bensin/diesel pada 2035 dan menghentikan pembangkit listrik berbahan bakar batu bara dan minyak tanpa penangkapan karbon pada 2040.

Kebijakan Net Zero Emission (NZE) tentu saja akan memiliki dampak signifikan pada sektor industri. Berikut adalah beberapa dampaknya:

Industri Batubara

  • Penurunan Permintaan: Konsumsi batubara secara global akan terus menurun dalam 30 tahun ke depan. Penurunan ini terutama terjadi di sektor pembangkit listrik dan industri.
  • Teknologi CCS/CCUS: Setelah tahun 2040, pemanfaatan batubara yang tersisa akan menggunakan teknologi Carbon Capture and Storage (CCS) untuk mengurangi emisi.

Penerapan Energi Baru Terbarukan (EBT)

  • NZE mendorong peningkatan penggunaan energi terbarukan seperti surya, angin, dan hidro.
  • Industri perlu beradaptasi dengan teknologi EBT untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.

Efisiensi Energi

  • Industri harus meningkatkan efisiensi penggunaan energi untuk mencapai NZE.
  • Penggunaan teknologi canggih dan manajemen energi yang baik dapat membantu mengurangi emisi

Kebijakan NZE sudah mulai digaungkan. Dalam praktik Industripun sudah dikembangkan. Lantas bagaimana peran individu dalam pengembangan NZE ini? Individu memiliki peran penting dalam mencapai Net Zero Emission (NZE). Berikut beberapa cara individu untuk dapat berkontribusi:

Kurangi Jejak Karbon Pribadi

  • Transportasi: Gunakan transportasi berkelanjutan seperti sepeda, kendaraan listrik, atau carpool.
  • Konsumsi: Beli produk yang ramah lingkungan dan kurangi pemborosan.
  • Energi: Hemat energi dengan mematikan peralatan listrik saat tidak digunakan.

Dukung Energi Terbarukan

  • Pasang panel surya di rumah atau dukung program energi terbarukan di komunitas Anda.

Pendidikan dan Kesadaran

  • Pelajari lebih lanjut tentang NZE dan bagikan pengetahuan ini kepada orang lain.
  • Ajak teman dan keluarga untuk berpartisipasi dalam upaya NZE.

Dengan tindakan individu yang sadar lingkungan, kita dapat bersama-sama mencapai masa depan yang berkelanjutan.

Share:

Ice Breaking Online

Ice Breaking adalah padanan dua kata dari bahasa Inggris yang mengandung makna “memecah es”. Istilah ini sering dipakai dalam training dengan maksud menghilangkan kebekuan-kebekuan di antara peserta latihan, sehingga mereka saling mengenal, mengerti dan bisa saling berinteraksi dengan baik antara satu dengan yang lainnya. Hal ini dimungkinkan karena perbedaan status, usia, pekerjaan, penghasilan, jabatan dan sebagainya akan menyebabkan terjadinya dinding pemisah antara peserta yang satu dengan yang lainnya. untuk melebur dinding-dinding penghambat tersebut, diperlukan sebuah proses ice breaking (duniapendidikan.co.id, 2021).


Mu’azarotul Husna (2018) dalam skripsinya menuliskan bahwa ada beberapa tujuan penggunaan ice breaker yaitu :

  • Menghilangkan sekat-sekat pembatas di antara siswa, dengan adanya selingan ice breaking dalam pembelajaran, sehingga tidak ada lagi anggapan si A pandai, si B bodoh dan lain sebagainya yang ada hanyalah kesamaan kesempatan untuk maju;
  • Terciptanya kondisi yang dinamis di antara siswa adalah menimbulkan kegairahan antara sesame siswa untuk melakukan aktivitas selama proses pembelajaran berlangsung.dan pemecah suasana canggung;
  • Menciptakan motivasi antara sesama siswa untuk melakukan aktivitas selama proses belajar-mengajar berlangsung;
  • Membuat peserta saling mengenal dan akan menghilangkan jarak mental sehingga suasana menjadi benar-benar rileks, cair dan mengalir;
  • Mengarahkan atau memfokuskan peserta pada topik pembahasan/pembicaraan.

Ice breaking dapat dilakukan dengan berbagai macam cara atau permainan. Menurut The Encyclopedia of Ice Breaker terbitan University associates Inc., bentuk ice breaking ada bermacam-macam, mulai dari sekadar teka-teki, cerita-cerita lucu atau humor ringan yang memancing senyum, lagu-lagu atau nyanyian yang disertai gerakan tubuh (action song), sampai permainan-permainan berkelompok yang cukup menguras tenaga atau bahkan pikiran. Selain itu dapat juga dilakukan dengan melakukan senam otak (brain gym).

Kemudian bagaimana jika Ice Breaking yang biasa disajikan dalam kelas klasikal diterapkan dalam pembelajaran online? Marilah kita simak penjelasannya dalam video berikut ini :


Demikian penjelasan tentang Ice Breaking Online. Mudah-mudahan bermanfaat dalam melaksanakan proses pembelajaran.

Selamat mencoba!

Share:

Hati-Hati Flashdisk Palsu Tidak Sesuai Dengan Kapasitasnya

Sudah cukup lama blog ini terbengkalai karena kesibukan, tetapi malam ini aku tergelitik untuk sedikit menulis lagi. Kepenginnya sih berbagi informasi yang mudah-mudahan bisa berguna bagi yang membaca. Yah... paling tidak tulisan dengan tema lain di tengah-tengah semakin memanasnya politik jelang pemilihan Presiden. Kan lama-lama jenuh juga membaca segala macam bentuk "black campaign" atau "negative campaign" di media-media internet.


Flashdisk Kapasitas Besar
Share:

Spesialisasi Ilmu Penyebab Pola Pikir Yang Sempit

I. PENDAHULUAN
Dalam kehidupan saat ini terasa sekali adanya pengkotak-kotakan dalam berbagai sektor atau bidang kehidupan. Kotak-kotak itu bagaikan sekat-sekat yang membatasi bahwa setiap sektor atau bidang kehidupan merupakan satu keutuhan tersendiri, bahkan seperti tidak mempunyai relasi dengan sektor atau bidang kehidupan lain.


Share:

Yang Paling Banyak Dicari oleh Google


Sayup-sayup lagu "Another Day" sebuah  lagu lawas milik Dream Theater sedikit mengobati kekecewaanku. Malam ini semestinya aku mau nge-print agak banyak bahan perkuliahan untuk ujian hari Rabu depan. Tapi baru beberapa lembar tinta printer-ku sudah habis. Wah, kalau begini terus boros banget. Apalagi beasiswa yang ditunggu-tunggu belum kunjung cair juga. Lama-lama bisa tergoda pakai yang nggak "ori" nih.. hehehe...


Share:

Menumbuhkan Cinta Lingkungan di Taman Kupu-Kupu

Pernahkah kita berpikir bahwa selama ini kita sudah terlalu lama hidup di tengah-tengah hiruk-pikuknya kota? Sehari-hari kita selalu disibukkan oleh aktivitas pekerjaan dan kurang peduli dengan perkembangan anak kita sendiri. Mungkin sebagian orang berpikir praktis bahwa mencukupi kebutuhan anak dengan pendidikan di Sekolah adalah sudah cukup. Tetapi ternyata ada hal lain yang mungkin belum diperoleh oleh anak-anak di sekolah. Cobalah sekali waktu kita uji anak-anak untuk menyebutkan nama tumbuhan atau jenis binatang di alam yang jarang kita temui sehari-hari. Hampir bisa dipastikan sebagian besar tidak bisa mengenalinya. 


Share:

Mencari Buku Murah di Palasari Bandung

Bagi yang menyukai buku dan kebetulan ke Bandung, pasti akan mengenal sebuah tempat yaitu Palasari. Kenapa aku bilang bagi yang menyukai buku? Tentu saja karena Bandung identik dengan food  dan fashion. Orang pergi ke Bandung bukan untuk mencari buku tetapi lebih banyak untuk wisata kuliner ataupun shopping. Padahal di Bandung ada banyak sekali perguruan tinggi.  Jadi seharusnya Bandung identik juga dengan buku sebagai kota pelajar.
Kalau di Jakarta kita bisa datang ke sentra penjualan buku murah di Kwitang, Untuk di Yogyakarta bisa pergi ke Shopping Center.  Nah... Untuk Bandung ada juga pusat penjualan buku dengan harga miring, ya di Palasari ini tempatnya. Mau cari buku apapun ada di sini. Baik buku yang serius sampai yang ringan. Mau yang baru ataupun yang bekas. Mau yang asli ataupun bajakan. (Ssst… kalau yang terakhir ini kalau bisa jangan. Takut nggak berkah buat sekolah atau kuliah… :-) ) Kelebihan membeli buku di Palasari adalah harganya yang “miring”. Sebuah buku bisa dijual dengan diskon antara  25% - 35% . Tentu saja dengan begitu Palasari banyak diserbu oleh para pelajar ataupun mahasiswa yang rata-rata memiliki dana terbatas untuk membeli buku. 
Ketika aku pertama datang ke tempat ini, memang sudah terbayang suasananya. Tempat tersebut terdiri dari kios-kios buku kecil-kecil. Kalau kita lihat di bagian belakang memang ada beberapa kios atau toko yang lumayan besar. Kalau secara umum mungkin lebih luas lokasi Shopping Center di Jogja. Bukannya mau membandingkan sih. Tetapi karena memang lebih dulu  akrab, sebab sudah “kadung” dulu sempat  7 tahun numpang hidup di Jogja.


Hari itu kebetulan bersama seorang teman mencari buku karangan seorang Dosen Unpad. Pertama kali yang dituju adalah toko yang paling besar. Hmmm… betul-betul seperti memasuki gudang yang penuh buku. Bakalan bingung kalau harus mencari sendiri. Bagusnya toko tersebut sudah punya database-nya. Jadi tinggal searching di komputer bakalan ketemu, apakah bukunya ada atau tidak. 
Aku nggak punya waktu banyak, sehingga belum sempat berkeliling semua kios yang ada di sana. Banyak yang mau dicari, terutama buku-buku “lawas”. Buku-buku jaman dahulu yang sudah langka. Buku-buku ini yang sering disebut “harta karun” oleh para kolektor. Kapan-kapan aku mau balik lagi ke sana. Ada yang mau ikut?... Oh ya… hati-hati kalau menitipkan tas di toko buku, kartu-nya jangan sampai hilang… Bisa didenda lho… Rugi, jadi nggak terasa lagi diskonnya.. :-)
Share:

Total Tayangan

Postingan Populer

Mini Set Top Box TV Digital

Set Alat Pel Lantai

HIJAB SEGITIGA INSTAN JERSEY

MY INSTAGRAM