• Selamat Datang

    Sepenggal obrolan, selembar catatan dalam blog ini semoga dapat menghangatkan suasana dan menambah erat persaudaraan.

  • Selamat Datang

    Sepenggal obrolan, selembar catatan dalam blog ini semoga dapat menghangatkan suasana dan menambah erat persaudaraan.

  • Selamat Datang

    Sepenggal obrolan, selembar catatan dalam blog ini semoga dapat menghangatkan suasana dan menambah erat persaudaraan.

  • Selamat Datang

    Sepenggal obrolan, selembar catatan dalam blog ini semoga dapat menghangatkan suasana dan menambah erat persaudaraan.

  • Selamat Datang

    Sepenggal obrolan, selembar catatan dalam blog ini semoga dapat menghangatkan suasana dan menambah erat persaudaraan.

Hotel Transit Yang Murah di Bandara Soekarno Hatta

Selesai mengikuti rapat di daerah puncak, hari sudah menjelang Maghrib. Untuk yang berasal dari unit di luar Jawa seperti aku tentu perlu sedikit usaha untuk mendapatkan kendaraan ke Jakarta. Salah satu usaha yang paling gampang dilakukan adalah mencari tumpangan. Hiks... :-) Itulah enaknya kalau punya teman, rata-rata rekan yang dari Jakarta memang membawa kendaraan sendiri. Jadi cukup aman untuk sekedar dapat tumpangan. Tentunya yang namanya numpang, aku juga tidak mau menyusahkan orang yang ditumpangin dong. Aku minta diturunkan di tempat yang gampang untuk mencari taxi menuju ke bandara. 


Share:

Lukisan Digital

Pertama kali melihat contoh-contoh digital painting alias lukisan digital aku begitu terpesona. Bagaimana lukisan sebagus itu bisa dihasilkan dari komputer. Seberapa sulitkah pengerjaannya? Terlebih setelah kantor ternyata membeli 'wacom" dan peralatan  komputer lain yang cukup mendukung untuk dapat bermain lukisan digital di laboratorium.  Rasa penasaran itu semakin besar. Sayang karena kesibukan peralatan tersebut belum tersentuh hingga saat ini.

Angelina Jolie - From zonacharrua.com

Lukisan digital adalah bentuk seni yang muncul di mana teknik melukis tradisional seperti cat air, minyak , impasto , dan lain-lain akan diterapkan dengan menggunakan perangkat digital melalui sebuah komputer, sebuah tablet digitalisasi dan stylus, dan perangkat lunak. Lukisan digital berbeda dari bentuk-bentuk seni digital , khususnya yang dihasilkan seni komputer, dalam hal ini tidak melibatkan komputer rendering dari model. Seniman menggunakan teknik melukis untuk menciptakan lukisan digital secara langsung pada komputer. Semua program lukisan digital mencoba untuk meniru penggunaan media fisik melalui berbagai efek kuas cat. Termasuk dalam banyak program sapuan kuas digital untuk mewakili gaya tradisional seperti minyak, akrilik, pastel, media arang, pena dan bahkan seperti airbrushing. Ada juga efek-efek tertentu yang unik untuk setiap jenis cat digital yang menggambarkan efek realistis seperti menggunakan cat air. Dalam  program lukisan digital, pengguna dapat membuat sapuan kuas dengan gaya mereka sendiri menggunakan kombinasi tekstur dan bentuk.  Kemampuan ini sangat penting dalam menjembatani kesenjangan antara lukisan tradisional dan digital.

Lukisan digital tumbuh subur terutama dalam seni produksi. Hal ini paling banyak digunakan dalam desain konseptual untuk game film, televisi dan video. Digital Painting software seperti Corel Painter, Adobe Photoshop, ArtRage, GIMP, dan openCanvas memberikan seniman lingkungan yang mirip dengan pelukis fisik: sebuah kanvas, alat lukis, pencampuran palet, dan banyak pilihan warna. Ada berbagai jenis lukisan digital, termasuk impresionisme , realisme, dan cat air. Ada kelebihan dan kekurangannya dari lukisan digital. Lukisan digital memungkinkan seniman kemudahan bekerja di lingkungan yang terorganisir kacau-bebas, beberapa pihak berpendapat akan selalu ada kontrol yang lebih besar bagi seorang artis memegang kuas fisik di tangan mereka. Beberapa seniman percaya ada sesuatu yang hilang dari lukisan digital, seperti karakter yang unik untuk setiap objek fisik dibuat. Banyak seniman yang mengirim komentar dalam beberapa blog mengenai berbagai perbedaan antara menciptakan karya-karya digital dan menciptakan karya seni tradisional.

Perbandingan Dengan Lukisan Tradisional

Perbedaan utama antara lukisan digital dan tradisional adalah proses non-linear. Artinya, seorang seniman seringkali dapat mengatur lukisan mereka dalam lapisan yang dapat diedit secara independen. Juga, kemampuan untuk membatalkan dan mengulang stroke membebaskan seniman dari suatu proses linear. Tapi lukisan digital memiliki keterbatasan dalam bagaimana menggunakan teknik pada seorang pelukis tradisional karena perbedaan permukaan dan kekurangan fisik. Para seniman digital memiliki pada beberapa kelengkapan tool yang tidak tersedia bagi pelukis tradisional. Beberapa di antaranya: palet virtual yang terdiri dari jutaan warna, hampir semua ukuran kanvas atau media, dan kemampuan untuk mengambil kembali kesalahan, serta penghapus, pensil, kaleng semprot, kuas, sisir, dan berbagai tool efek 2D dan 3D. Sebuah tablet grafis memungkinkan seniman untuk bekerja dengan gerakan tangan yang tepat mensimulasikan pena nyata dan gambar permukaan. Alih-alih sebuah kanvas atau sketsa, seniman akan menggunakan mouse atau tablet untuk menampilkan stroke yang akan muncul dengan sentuhan pena ke permukaan tablet, atau klik pena. Tablet dapat merespon tekanan dengan sensitif, yang memungkinkan seniman untuk memvariasikan intensitas media yang dipilih di layar. Bahkan ada tablet dengan lebih dari dua ribu berbagai tingkat sensitivitas tekanan.

Sejarah Perkembangan Lukisan Digital

Sketchpad


Program manipulasi grafis paling awal disebut Sketchpad. Dibuat pada tahun 1963 oleh Ivan Sutherland , seorang mahasiswa pascasarjana di MIT, Sketchpad memungkinkan pengguna untuk memanipulasi obyek pada sebuah CRT (Cathode Ray Tube). Tablet Lainnya awal, atau digitizers, seperti ID (digitizer cerdas) dan BitPad yang sukses secara komersial dan digunakan dalam CAD (Computer Aided Design) program. Tablet modern adalah alat pilihan oleh pelukis digital. WACOM adalah pemimpin industri dalam tablet yang dapat berbagai ukuran dari 4"x 6" hingga ke 12"x19" dan tebal kurang dari satu inci. Banyak seniman lebih suka menggunakan tablet grafis untuk membuat lukisan digital daripada menggunakan mouse.

Tablets

Ide menggunakan tablet untuk berkomunikasi arah ke komputer telah ide sejak tahun 1968 ketika RAND perusahaan dari Santa Monica, mengembangkan sebuah tablet yang digunakan untuk program. Digitizers telah dipopulerkan pada pertengahan 1970-an dan awal 1980-an oleh keberhasilan komersial ID (Intelligent Digitizer) dan BitPad diproduksi oleh Summagraphics Corp digitizers ini digunakan sebagai perangkat input untuk banyak high-end CAD (Computer Aided Design) sistem serta dibundel dengan PC berbasis software CAD seperti AutoCAD .

MacPaint

Program komersial pertama yang memungkinkan pengguna untuk merancang, menggambar, dan memanipulasi objek adalah program MacPaint. Versi pertama program ini diperkenalkan pada tanggal 22 Januari 1984 tentang Apple Lisa. Versi awal dari program dipanggil MacSketch dan LisaSketch, dan versi terakhir adalah MacPaint MacPaint 2.0 dirilis pada tahun 1998. Sebagian besar keberhasilan's MacPaint ini disebabkan oleh rilis dari komputer Macintosh yang pertama yang dilengkapi dengan satu program lain yang disebut MacWrite. Itu adalah komputer pribadi pertama dengan antarmuka pengguna grafis dan kehilangan banyak dari ukuran besar dari pendahulunya, Lisa. Macintosh tersedia di sekitar $ 2500 dan kombinasi dari desain yang lebih kecil membuat komputer hit, mengungkapkan rata-rata pengguna komputer kemungkinan grafis dari MacPaint disertakan.

Adobe

Program yang lain adalah Adobe Photoshop. Awalnya dibuat pada tahun 1987 oleh Thomas Knoll di University of Michigan sebagai program menampilkan gambar monokrom. Dengan bantuan dari saudaranya Yohanes, program ini berubah menjadi program editing gambar yang disebut ImagePro, tetapi kemudian berubah menjadi Photoshop. Terjadi kesepakatan antara sistem Adobe dan Apple, dan Photoshop 1.0 dirilis pada tahun 1991 untuk Macintosh. Adobe sistem sebelumnya rilis Adobe Illustrator 1.0 pada tahun 1986 di Apple Macintosh. Saat ini Adobe Photoshop dan Adobe Illustrator adalah program populer yang digunakan dalam produksi lukisan digital. Ilustrator memperkenalkan penggunaan kurva Bezier yang memungkinkan pengguna untuk menjadi sangat rinci dalam mereka gambar vektor .

Kid Pix

Pada tahun 1988, Craig Hickman menciptakan program yang disebut Kid Pix, yang membuatnya lebih mudah untuk anak-anak untuk menggunakan MacPaint. Program ini awalnya dibuat dalam hitam putih, dan setelah beberapa revisi dirilis dalam warna pada tahun 1991. Kid Pix adalah salah satu program komersial pertama untuk mengintegrasikan warna dan suara dalam format kreatif. Sementara Kid Pix sengaja dibuat untuk anak-anak, itu menjadi alat yang berguna untuk memperkenalkan orang dewasa untuk komputer juga.

On line Painting Programs

Dalam beberapa tahun terakhir telah terjadi pertumbuhan di website yang mendukung lukisan digital online. Antara lain munculnya Sumo Paint dan Queeky . Pengguna masih menggambar digital dengan menggunakan perangkat lunak, tetapi perangkat lunak pada server situs web yang sedang digunakan. Rentang alat dan kuas biasanya lebih terbatas daripada perangkat lunak yang berdiri bebas. Namun kecepatan respon, kualitas warna dan kemampuan untuk menyimpan ke file atau mencetak sama baiknya.

Menampilkan Lukisan Digital

Lukisan digital memiliki fleksibilitas yang baik untuk di-upload ke internet untuk sekedar dilihat atau hanya dicetak langsung di atas kertas untuk ditampilkan. Salah satu website yang menampilkan lukisan digital adalah deviantart. Lukisan digital memiliki dampak besar pada kecepatan lukisan. Tutorial cara membual lukisan digital ada banyak di Internet sehingga siapapun dapat mempelajarinya. Anda berminat?

Berikut adalah salah satu contoh proses melukis digital dari youtube.com

Share:

Pelatihan Tambang Bawah Tanah Tahun 2011

Balai Diklat Tambang Bawah Tanah (BDTBT) yang merupakan  Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Tambang Bawah Tanah di bawah Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral akan menyelenggarakan 31 program Diklat pada tahun 2011. Program Diklat yang diselenggarakan BDTBT ditujukan untuk pelaku kegiatan pertambangan, dalam hal ini adalah aparatur Pemerintah, Akademisi, dan Perusahaan Tambang.

Share:

Ada Miyabi di Cilacap


Tiba di Cilacap sekitar pukul 6 pagi langsung disambut oleh anak-anakku di depan pintu. Memang setelah naik JAL aku minta dijemput di Bandara dengan travel menuju Cilacap. Dari sana rencananya hari Senin pagi kembali ke Jakarta dan langsung Sawahlunto menggunakan pesawat paling pagi. Tiketnyapun sudah aku kantongi. 

Pagi itu aku langsung ditodong oleh anak-anak untuk pergi ke pantai. Ya OK-lah, lagipula memang sudah lama aku tidak menengok Pantai Teluk Penyu Cilacap. Anak-anak membawa  alat-alat permainan untuk menggali pasir. Selain itu juga tentu saja membawa baju ganti karena hampir bisa di pastikan akan berbasah-basah di pantai. Kalau Ela anakku yang paling besar dulu masih takut-takut untuk nyebur ke pantai, mungkin sekarang dengan umurnya yang sudah 4 tahun lebih akan lebih berani. Kalau adiknya mungkin baru akan dikenalkan dengan air laut sekarang ini. Nah coba kita lihat apakah mereka sudah berani langsung nyebur ke laut.

Ela di Teluk Penyu Cilacap

Yah.... Ternyata Ela memang sudah berani untuk nyebur ke laut, meski awalnya sempat takut-takut. Sepertinya dia sangat menikmati bermain dengan debur ombak di sana. Sempat juga muntah-muntah karena menelan air, tetapi itu tidak membuatnya kapok. Wah, hari ini kamu jadi anak pantai nak... Biasanya kamu kan anak gunung di Sawahlunto sana... hahaha.. Berbeda dengan adiknya, saat ini masih takut untuk masuk ke air. Jadi cukuplah bermain gali pasir di tepian pantai saja. 

Setelah cukup puas bermain di pantai, aku dan keluarga cuci-cuci kaki di Toilet Umum. Kalau anakku karena memang sudah nyebur ke laut ya sekalian mandi dan ganti baju. Setelah ini kami berencana menuju Kebon Sayur, yaitu kampung Mbah-nya anak-anak, orang tuaku di Cilacap. Sepanjang jalan kami melewati Jalan Achmad Yani dan Jalan Veteran. Bukannya karena aku baru pulang dari Jepang maka tiba-tiba tertarik dengan sebuah Restoran Jepang milik Hotel Wijaya Kusuma di tepi jalan tersebut. 

Miyabi di Cilacap

Restoran ini namanya mirip dengan artis Jepang yang lagi ngetop di Indonesia... :-) Meski penasaran, Aku juga belum sempat untuk googling mengenai arti dari kata Miyabi itu sendiri. Kalau dari sisi usia, mungkin restoran ini lebih tua umurnya dari sang artis. Semenjak aku masih SD  hingga SMP setiap hari bolak-balik menuju ke Sekolah pasti melewati restoran ini.

Pulang dari Kebon Sayur akupun tertidur bersama anak-anak. Capek banget, lagipula sore ini aku harus langsung berangkat kembali ke Jakarta dengan Kereta Api Purwajaya. Dan sekali lagi harus berpamitan dengan keluarga untuk kembali ke Sawahlunto... Sampai nanti ya... Januari kita kembali ke Sawahlunto bersama-sama... 
Share:

Catatan Perjalanan di Kushiro - Bagian 6 - Dari Akihabara Kembali ke Indonesia

Inilah hari terakhir di Kushiro. Setelah check-out dari hotel, kamipun menaiki bus untuk menuju bandara yang akan mengantar kami kembali ke Tokyo. Sebuah kejutan, ternyata sensei-sensei dari Kushiro Coal Mine juga datang untuk melepas kepergian kami. Walau cuma singkat waktunya, tetapi terasa cukup berkesan...



Jadwal hari ini selepas dari Kushiro sebenarnya adalah pengisian kuisioner di kantor JCOAL. Tetapi apalah artinya pergi ke Tokyo jika belum sempat mampir ke Akihabara. Atas dasar pemikiran tersebut maka seluruh anggota rombongan sepakat kuisioner telah diisi pada malam harinya. Sehingga pagi hari ini tinggal menyerahkan kepada Kadoguchi San selaku penanggungjawab pelatihan. Beliau ini memang sudah Indonesia banget jadi sudah maklum dengan sifat orang Indonesia yang suka Shopping... :-)

Kami tiba di Akihabara sudah jam 14.30 sesuai perjanjian, jam 16.00 harus sudah kembali berkumpul untuk check-in di Tokyu Hotel. Jadi cuma ada waktu satu setengah jam untuk melihat-lihat barang di sana. Ya harus dipuas-puaskan, masih untung bisa mampir.

Akihabara (秋葉原 ) atau Pusat Elektronik Akihabara (Akihabara denki-gai) adalah wilayah pusat perbelanjaan yang terletak di sekitar Stasiun Akihabara, Tokyo, Jepang. Pusat perbelanjaan ini tepatnya berlokasi di kawasan Akihabara, distrik kota Taitō dan kawasan Soto-kanda di distrik kota Chiyoda. Akihabara sering disingkat sebagai Akiba. Akihabara merupakan pusat dari anime, manga, doujinshi, dan komputer di Jepang, sehingga disebut sebagai surganya otaku di bidang anime, manga, dan permainan video. (Wikipedia)

Akihabara, a picture from terraspirit.com

Kelebihan dari Akihabara adalah bebas pajak bagi orang asing syarat dengan menunjukkan Paspor, ini yang dikenal dengan istilah Duty Free. Kalau melihat barang-barang yang dijual di sana terutama barang elektronik sebenarnya dari sisi harga tidak jauh berbeda dengan  yang ada di Indonesia. Karena kalau kita menemukan yang murahpun ternyata juga buatan China. Aku juga tidak banyak membeli barang, cukup sekedarnya saja buat si kecil di rumah. Maklumlah duit  dari Jepang juga sudah cekak, habis untuk biaya makan, melepon dan jalan selama hampir seminggu ini. Hanya dua toko yang sempat dilihat yaitu LAOX dan sebuah toko lagi di seberang jalan. LAOX cukup dikenal karena direkomendasikan oleh orang-orang JCOAL dan ada Pegawai Indonesia di sana. Dan entah bagaimana, toko di seberang jalanpun juga ada pegawainya yang orang Indonesia, orang Sumatera Barat pula...


Nongkrong di Depan LAOX

Akhirnya selesai juga dari Akihabara, rombongan menuju Tokyu Hotels untuk bermalam. Hotel ini terletak jauh dari pusat keramaian Tokyo. Dijamin sulit untuk bisa kemana-mana. Untuk pergi sendiripun jarang orang asing yang berani. Bagaimana tidak, selain orang Jepang jarang yang bisa berbahasa Inggris, tulisan-tulisan di tempat umum pun semuanya huruf Kanji. Mungkin ini di sengaja untuk meminimalisir kemungkinan anggota rombongan ngelayap sendirian... hehehe....

Yah.... Sekarang saatnya beristirahat, karena esok hari semua akan kembali ke Indonesia. Kembali kepada aktivitasnya masing-masing. Semoga jalinan persahabatan akan tetap hangat walaupun sudah saling berjauhan. Sampai di sini saja Catatan Perjalanan di Kushiro ini berakhir. Tetapi bukan berarti aku akan berhenti menulis, mudah-mudahan jika waktunya memungkinkan, akan aku sempatkan paling tidak seminggu sekali tetap meng-update blog ini.
Share:

Catatan Perjalanan di Kushiro - Bagian 5 - Road Development

Pagi ini terasa lebih dingin. Kebetulan seorang teman yang mencoba keluar semalam juga sampai mimisan, katanya suhu semalam mencapai minus enam derajad. Di dekat perempatan jalan menuju hotel memang ada semacam informasi tentang suhu udara di sekitarnya. Jadi wajar saja sisa-sisa dingin masih terasa menggigit meskipun matahari bersinar cerah.




Hari ini merupakan kuliah terakhir di Kushiro Coal Mine (KCM). Rencananya pagi ini kami akan mengunjungi lokasi development sebuah panel penambangan tepatnya pada gate NO9-12CM yang telah maju 500 meter dan gate NO11-12CM sejauh 360 meter. Sama seperti hari kemarin, kami berangkat menggunakan ManCar dan turun dekat lokasi gate NO9-12CM yang sedang digali. Selanjutnya disambung dengan berjalan kaki menuju lokasi.

Development Panel di Kushiro

Model penggalian yang dilakukan adalah menggunakan Continuous Miner sebagai alat gali, Shuttle Car sebagai alat muat dan angkut serta Belt Conveyor sebagai alat angkut jarak jauhnya. Material yang diperlukan disuplai dengan menggunakan sledge atau shear ship. Karena ini adalah penggalian untuk pembuatan panel penambangan, maka batubara langsung dapat dihasilkan. Karena rombongan peserta pelatihan berjumlah 18 orang, ini menjadi suatu kesulitan tersendiri. Untuk dapat menyaksikan peralatan ini beroperasi terpaksa harus bergiliran dibagi menjadi dua kelompok. Buat aku ini menjadi hal yang menarik. Seperti yang kita ketahui, di Sawahlunto sendiri penggalian lubang bukaan adalah menggunakan Road Header. Sehingga untuk dapat melihat operasional Continuous Miner secara langsung adalah suatu pengalaman baru. Selama ini kita hanya dapat melihat lewat videonya saja.

Dengan hanya mengunjungi lokasi penggalian gate NO9-12CM saja waktu sudah berjalan dengan cepat, sehingga kami harus segera kembali ke luar tambang. Benar saja, tiba kembali di permukaan sudah menjelang jam 12.00 saatnya istirahat. Seperti hari kemarin, kami memilih untuk tidak mandi. Bukannya apa-apa, ternyata setelah diniati mau mandi ternyata model mandi di sana adalah mandi rame-rame. Walah... ya belum biasa... 

Saat istirahat sempat naik bukit di dekat kelas

Pelajaran di kelas siang hari ini banyak didominasi diskusi tentang keekonomisan dari tambang batubara bawah tanah. Siapapun tahu, Underground Mine itu High Cost sehingga perusahaan sedapat mungkin masih menggunakan Open Pit. Sedikit diterangkan tentang Operasional Cost untuk KCM dan ternyata biaya terbesar di sana adalah dari sisi upah pekerja. Sedikit banyak hal itu dapat menjadi gambaran apakah akan menguntungkan jika diterapkan model penambangan yang sama di Indonesia. Meskipun untuk dijadikan patokan sangatlah tidak mungkin, karena kondisinya juga jelas berbeda apalagi jika dikaitkan dengan kebijakan pemerintah sendiri. 

Pada akhir perkuliahan langsung dibagikan Sertifikat Pelatihan dari NEDO. Ini sangat penting untuk pelaporan nanti setelah tiba kembali di Indonesia. Sekaligus juga diumumkan bahwa malam ini akan diadakan jamuan perpisahan antara peserta pelatihan dengan para instruktur dari KCM.

Malam Ramah Tamah

Malam hari kami bersama-sama dengan para instruktur yang menjemput di hotel berangkat menuju sebuah restoran. Jarak restoran memang tidak terlalu jauh, sehingga cukup ditempuh dengan berjalan kaki. Setelah mencicipi seluruh makanan yang terus-menerus mengalir di meja makan, jamuan pun ditutup dengan Kanpai bersama-sama. Kanpai adalah kata yang sering diucapkan oleh orang-orang Jepang pada saat toast. Kamipun berpamitan untuk kembali menuju hotel, sudah terbayang untuk menonton Bambang Pamungkas  dan kawan-kawan menghadapi Philipina lewat internet TV live streaming. Selamat Malam.... Gochisousama Deshita Sensei!....
Share:

Catatan Perjalanan di Kushiro - Bagian 4 - Tambang Bawah Tanah Kushiro

Bangun pagi dengan  sedikit rasa malas karena memang masih enak-enaknya untuk tidur. Dari gorden yang sedikit tersibak nampak salju tipis terhampar di jalanan. Cuaca cukup cerah pagi ini sehingga sedikit banyak menambah semangat untuk memulai pelatihan. Bukankah hari ini akan masuk ke lubang tambang?...  Ya... kedengarannya cukup menarik.



Setelah mandi dan menghabiskan dua cup mie instant, aku langsung menuju lobby. Sebagian rombongan sedang sarapan, sebagian lagi memilih cukup dengan bekal mie instant di perut. Memang beberapa orang cukup berhati-hati dalam memilih makanan. Meskipun sudah ada dua cup mie instant  dalam perutku, rasanya memang tetap kurang "nendang". Jadi sekali lagi aku turut bergerilya  mencari masakan yang cocok di restoran hotel. Sayang banget.... kan memang udah jatahnya :-)

Melihat salju tipis terhampar di jalan, rombongan kembali kumat narsisnya. Apalagi kalau bukan foto-foto. Panitia juga maklum, karena memang dari tahun ke tahun ya seperti itu kejadiannya. Apalagi yang namanya urusan jam karet, ini juga nggak sembuh-sembuh. Masih ada saja yang telat di hari ke 3 ini.

Kushiro yang sepi

Sampai ke Pusat Pelatihan, kami langsung diarahkan untuk berganti pakaian. Dengan pakaian berlapis-lapis memang terasa kurang nyaman. Segera setelah mengenakan peralatan safety dan briefing tentang K3 tambang, rombongan langsung menuju lubang tambang bawah tanah. Sedikit disayangkan, hal ini tidak terdokumentasikan karena memang peraturannya dilarang membawa kamera ke dalam  tambang bawah tanah.

Kendaraan yang dipakai untuk masuk lubang adalah ManCar dalam jalur rel. Sekitar 5 menit kemudian  sampailah ke jalan masuk panel batubara yang akan dikunjungi. Perjalanan dilanjutkan dengan jalan kaki. Panel ini sebenarnya masih dalam tahap penginstallan peralatan terutama untuk di bagian front, yaitu peralatan Power Roof Support dan Drum Cutter. Boleh dibilang, peserta pelatihan kali ini agak terlalu banyak, sehingga penjelasan pimpinan instruktur agak kurang jelas. Maklumlah di dalam tambang kan ruangannya sempit, jadi bagaimana peserta yang paling belakang dapat mendengar jelas penjelasan instruktur yang berada di depan...

Kami keluar tambang menjelang tengah hari. kebiasaan setelah keluar dari tambang,  peserta pelatihan ditawarkan untuk mandi. Tetapi seperti sudah ada kesepakatan tidak ada satupun yang mau mandi. Karena di samping malas, sepertinya badan juga tidak terlalu kotor-kotor amat ya. Minum wedang kopi dan ududan (merokok) jadi pilihan utama setelah berganti baju dan istirahat. 

Suasana di Kelas

Pelajaran di kelas dibuka dengan menyajikan kualitas batubara di Kushiro disambung dengan kondisi geologi dan teknologi penambangan secara umum di sana. terjadi diskusi dan tanya jawab yang lumayan seru. Peserta pelatihan dari Kusuma Raya Utama Bengkulu mungkin yang sering ditanggap untuk berbagi pengetahuan teknologi tambang di lokasinya. Yah, di sana memang agak sedikit berbeda terutama teknologi penyanggaannya, karena menggunakan teknologi China. Kapan-kapan aku juga akan menulis khusus tentang teknologi penambangan baik di Kushiro, Bengkulu ataupun tempat lainnya di luar Catatan Perjalanan ini. Doakan saja supaya aku nggak kumat malesnya :-)
Share:

Catatan Perjalanan di Kushiro - Bagian 3 - Kushiro

Dan tepat seperti dugaan aku sebelumnya, malam ini setelah menginap di Kushiro dalam kamar memang free internet. Menurut sang penerjemah, di Jepang memang sudah standar untuk kamar hotel ada fasilitas internet gratis. Jadi Shinagawa Prince Hotel yang mungkin sudah masuk kategori hotel bintang lima malah tidak menyediakannya. Ini adalah suatu kekecualian katanya. Aneh banget.




OK, kembali pada hari terakhir sebelum meninggalkan Tokyo, untuk menuju Kushiro ditempuh dengan meng
gunakan Pesawat dari Bandara Haneda. Kushiro sendiri adalah sebuah kota yang terletak di Subprefektur Kushiro, Hokkaido, Jepang. Kota ini merupakan ibukota dari Subprefektur Kushiro. Kushiro memiliki bandara bernama Bandara Kushiro. Dari Bandara langsung menuju ke Hotel Route Inn, dan sekali lagi hanya untuk menitip barang karena harus melanjutkan perjalanan menuju kantor Kushiro Coal Mining Co. Ltd yang sekaligus menjadi Pusat Pelatihan Tambang Batubara Bawah Tanah Kushiro. 

Di sana kami diterima langsung oleh pimpinan perusahaan, yaitu Mr. Yasunori KIKUCHI. Setelah ada sedikit upacara penyambutan, langsung diisi dengan kuliah atau pengenalan Pusat Pelatihan Tambang Batubara Bawah Tanah Kushiro. Pada kuliah pertama ini sebenarnya lebih tepat disebut pengenalan perusahaan tersebut. Sebagai pembuka diputarkan film tentang tambang batubara bawah tanah. Kalau aku mungkin sudah terlalu sering melihat film tersebut, lha.. wong hampir tiap kali  mengajar tentang  tambang bawah tanah  ada beberapa bagian dari film tersebut yang dicuplik sebagai materi. Maklum saja, tempat aku bekerja kan memang sudah lama bekerjasama dengan pemerintah Jepang tentang alih teknologi tambang batubara bawah tanah

Setelah kuliah di kelas, kegiatan disambung lagi dengan melihat fasilitas pelatihan. Pertama-tama kami dibawa ke Central Monitoring System, yaitu suatu sistem pemonitoran terpusat dalam tambang bawah tanah. Di sana kita dapat mengontrol dan mengawasi kegiatan dalam tambang bawah tanah. Di dalam lubang tambang sudah ditempatkan kamera dan sensor gas-gas berbahaya, sehingga dapat dipantau di layar monitor. Menurut petugas yang menerangkan, sensor gas yang dipasang dalam lubang tambang tersebut sekarang sudah dibuat oleh mereka sendiri.

Central Monitoring System

Kemudian kami dibawa menuju kelas, di sana ada beberapa peserta pelatihan yang berasal dari Vietnam. Berdasarkan penjelasan dari Sensei Kushiro, ada 14 orang peserta yang berasal dari China dan 14 orang yang berasal dari Vietnam yang belajar teknologi tambang batubara bawah tanah.

Bersama dengan orang-orang Vietnam, Sensei menunjukkan betapa berbahayanya gas methane yang ada di ada di dalam tambang batubara bawah tanah. Hal itu ditunjukkan dalam rangkaian percobaan dengan mengalirkan gas methane pada suatu tiruan lorong. Kemudian membuat suatu percikan api sehingga menghasilkan suara ledakan yang begitu keras. Memang sengaja para peserta dibuat kaget, hal ini agar mendapatkan efek tidak mudah lupa bahwa ada suatu gas berbahaya dalam tambang yang mudah meledak sehingga harus selalu berhati-hati dalam bekerja.

Peralatan Percobaan Ledakan Gas Tambang Batubara Bawah Tanah

Sebenarnya di Balai Diklat Tambang Bawah Tanah Sawahlunto peralatan-peralatan tersebut juga ada, tetapi dengan skala yang lebih kecil. Semua itu hasil hibah dari pemerintah Jepang dalam rangka kerjasama alih teknologi tambang batubara bawah tanah. Simulasi ledakan gas batubara menutup perkuliahan hari ini. Esok pagi dijadwalkan akan langsung masuk ke dalam lubang tambang bawah tanah. 

Malam kian larut. Aku juga sudah mulai merasa ngantuk. Acara di TV hotel juga semuanya bahasa Jepang, kecuali kalau yang berbayar. Mau gimana lagi... Akhirnya aku pilih channel yang menyajikan lagu ENKA... Hm... rasanya cukup nyaman, cocok banget buat leyeh-leyeh pengantar tidur...

Share:

Catatan Perjalanan di Kushiro - Bagian 2 - Narita Tokyo

Malam ini aku menginap di Shinagawa Prince Hotel. Aku pikir di Hotel yang sebesar ini akan mudah mendapatkan akses internet gratis. Tapi ternyata tidak, semuanya harus bayar. Aku lebih memilih menggunakan fasilitas internet umum di Lobby Hotel, maksudnya tentu sekalian menikmati suasana Tokyo di malam hari. Fasilitas internet umum ini menggunakan koin dengan biaya 100 yen setiap 10 menit. Tak apalah, namanya juga sudah "nyandu" dengan internet... :-)



Menyambung catatan perjalanan yang lalu, aku dan rombongan tiba di Bandara Narita Jepang pada pukul 7.10 waktu setempat. Suhu udara saat itu 8 derajad Celcius. Cukup dingin, apalagi diselingi hujan rintik-rintik. Seperti biasanya, sebelum keluar dari bandara harus melalui proses ke-imigrasi-an yang cukup menyita waktu karena kami dalam satu rombongan ada 18 orang.

Rombongan dan Pejabat JCOAL

Di Bandara kami dijemput oleh Kadoguchi San seorang pejabat NEDO dan Tomitu San yang akan menyertai kami sebagai penerjemah. Belakangan kami ketahui Tomitu San ini adalah seorang Muslim, karena dia ikut kami Sholat bersama di kantor JCOAL.

Pukul 8.30 rombongan meninggalkan bandara menuju Shinagawa Prince Hotel. Menjelang pukul 11.00 sampailah kami di hotel, tetapi ternyata bukan untuk Check-In. Ceritanya kami sekedar titip barang dan perjalanan akan dilanjutkan menuju kantor JCOAL dengan kereta api. Di sini ada sedikit  peristiwa lucu. Karena harus ke kantor, tentunya kami harus berpakaian resmi yaitu menggunakan jas dan dasi. Tapi yang ada adalah hampir seluruhnya masih memakai baju santai. bagaimana ini?... Karena rombongan ini termasuk yang nekat, mentang-mentang nggak ada yang kenal maka langsung saja berganti baju di sudut lobby hotel. Asli KATROK BANGET... NDESO... hahaha... Karena seperti yang telah diduga, kami akhirnya ditegur petugas hotel. Ada baiknya, karena kemudian disediakan ruangan untuk berganti baju.

Pengarahan di Kantor JCOAL

Menjelang tengah hari rombongan tiba di kantor JCOAL untuk mendapatkan pengarahan tentang training di Kushiro. Dalam kesempatan itu mereka juga mengundang rombongan untuk jamuan makan malam. Dari kantor JCOAL kami lanjutkan ke kantor NEDO. Selain "kulo nuwun"  kami juga berdiskusi mengenai pengembangan tambang batubara bawah tanah di Indonesia hingga sore. Rombongan harus segera kembali ke hotel untuk Check-In. kami hanya diberi waktu 30 menit untuk bersiap-siap menghadiri jamuan makan malam di kantor JCOAL.

Jamuan di Kantor JCOAL

Di kantor JCOAL rombongan disambut oleh Direktur JCOAL dan pejabat-pejabat lainnya. Ada sedikit kejutan, aku bertemu dengan Tanaka Sensei yang dulu merupakan wali kelasku waktu training di Ikeshima. Ada juga Sakaguchi yang sering ke Sawahlunto. Setelah beramah-tamah secukupnya, kamipun pamitan. Tubuh terasa capai karena seharian jalan tanpa sempat mandi atapun gosok gigi. Tiba di hotel, tentu saja yang terpikirkan adalah mandi, beristirahat dan tidur... Sampai jumpa esok pagi.. Oyasumi Minasae....
Share:

Total Tayangan

Postingan Populer

Mini Set Top Box TV Digital

Set Alat Pel Lantai

HIJAB SEGITIGA INSTAN JERSEY

MY INSTAGRAM